Tuesday, November 7, 2017

Mengenal Kromatografi Gas

Baiklah, kali ini aku akan membagikan sedikit pengetahuanku mengenai
Kromatografi Gas.
Materi ini aku pelajari pada saat mengikuti mata kuliah “Kimia Analisa Instrumen”
Jika dalam pemaparan ada yang kurang tepat ataupun salah sampaikan di komentar dengan sopan ya, Selamat Membaca ^^

      ·         Pengenalan
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantarany dua fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel diantara dua fasa. Menurut pengertian ini kromatografi selalu melibtakan dua fasa, yaitu fasa diam (Stationary Phase) dan fasa gerak (Gerak Phase). Fasa diam dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben), sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut, atau gas pembawa inert.
            Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ( kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair ) dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan polaritas dari fasa diam dan gerak.
Pada tahun 1952, james dan martin menciptakan suatu bentuk kromatografi yang menggunakan gas sebagai  fasa gerak. Terjadinya pemisahan disini, selain didasarkan pada interaksi komponen dengan fasa diam, juga bergantung dari perbedaan titik didih komponen-komponen yang akan dipisahkan. Tetapi tidak semua campuran komponen dapat dipisahkan dengan kromatografi gas, terutama apabila komponen tersebut mempunyai titik didih yang terlalu tinggi sehingga sukar untuk menguap atau jika komponen mengurai pada suhu yang relatif tinggi.
         Diantara tahun 1952 dan akhir tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu teknik analisis yang canggih. Kromatografi gas  merupakan metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas juga merupakan salah satu jenis teknik analisis yang semakin banyak diamati, karena terbukti dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah analisis.
        Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Kromatografi gas merupakan metoda pemisahan yang digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang volatil.  Pada cara ini komponen-komponen campuran mengalami partisi antara fasa gerak dan fasa diam. Pada awalnya (GC) hanya digunakan untuk analisis gas saja. Akan tetapi dengan kemajuan ilmu dan teknologi, akhirnya (GC) dapat digunakan untuk analisis bahan cair dan padat termasuk bahan polimer.
Kromatografi gas merupakan metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen. Komponen campuran dapat diidentifikasikan dengan menggunakan waktu tambat (waktu retensi) yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu tambat ialah waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan dalam kolom. Waktu tambat diukur dari jejak pencatat pada kromatogram dan serupa dengan volume tambat dalam KCKT ( kromatografi cair kinerja tinggi ) dan Rf dalam KLT ( kromatografi lapisan tipis ). Dengan kalibrasi yang sesuai, banyaknya (kuantitas) komponen campuran dapat pula diukur secara teliti. Cara ini digunakan untuk percobaan identifikasi dan kemurnian atau untuk penetapan kadar.
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara fasa diam cair dan gas fase gerak dan pada oven temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki. Kromatografi gas juga bisa digunakan pada pemisahan alkaloid, senyawa aktif sintetik, gula, lemak, steroid, asam amino, bahkan senyawa polimer yang bisa digunakan kromatografi gas.

      ·         Jenis-jenis Kromatografi Gas
      A.      Kromatografi Gas-Cair
Kromatografi gas-cair disebut juga sebagai kromatografi fasa uap. Metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serbaguna, cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa microgram sampai dengan ukuran 10x10-15 gram masih dapat dideteksi. Kelemahannya, komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada suhu kolom.
      1.      Fasa Gerak
Dalam kromatografi gas-cair , fase bergeraknya adalah gas akan mengelusi campuran dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke detector. Fase yang bergerak dapat berupa  sebuah operatir gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas nitrogen.
      2.      Fasa Diam
Fasa diam nya berupa cairan yang tertahan pada permukaan tipis butiran padat.

      B.      Kromatografi Gas-padat
      1.      Fasa Gerak
      Fasa gerak yang digunakan sama dengan gas-cair yaitu berupa gas murni,
       2.      Fasa diam
       Fasa diam bisa berupa padatan yaitu butiran-butiran adsorben (kadang-kadang polimerik)

Adsorben utama yang digunakan dalam gas-padat sebagai fase diam adalah silika, alumina, karbon grafit dan penyaring molekular.
      a)      Karbon
Bentuk yang paling sederhana diperoleh dari kelapa atau arang aktif yang tersedia dalam ukuran 80 - 1 mesh. Bahan ini masih terkontaminasi oleh elemen lain, konsistensi kecil dalam ukuran pori-pori dan jumlah sisi aktif. Biasanya tampak puncak berekor namun bahan ini murah. Kini telah ada dua macam adsorben karbon baru yaitu “Carbosieve dan Carbopack”.
Ø  Carbosieve merupakan karbon hitam aktif tinggi yang lebih homogen ukuran partikel daripada karbon aktif dan tidak tampak jelas puncak berekor. Memisahkan gas-gas permanen O2, N2, CO, CH4, dan CO2.
Ø  Carbopack merupakan karbon grafit. Diperoleh dengan cara melewatkan metan pada karbon hitam pada 30000C. Film carbon grafit dilapisi hingga menjadi partikel karbon padat. Senyawa akan mudah teradsorbsi atau desorbsi dari film. Dapat memisahkan senyawa polar tinggi seperti SO2, CO dan H2S dan senyawa dengan berat molekul cukup tinggi hingga C10 alkohol normal.

      b)      Silika
      Ø  Gel silica
      Ø  Silika berpori (spherosil, Porasil) dengan ukuran pori-pori dan area permukaan berbeda.
     
     Sifat adsorpsi silika bergantung pada preparasinya. Gel silika menyerap air dengan kuat dan hasil kromatografinya dipengaruhi oleh jumlah air teradsorbsi. Diaktivasikan lebih dahulu dengan menggunakan gas pembawa yang dipanaskan pada 1500 C. Hasil yang dicapai berubah sesuai dengan jumlah air yang teradsorbsi.

     c)      Alumina
    Merupakan senyawa yang kering sekali dan sangat aktif serta memberikan volume retensi yang tinggi. Polaritas diukur oleh retensi etena relatif terhadap etana dan propana. Ini akan mencapai minimum bila kandungan air dari alumina sesuai dengan pemenuhan monolayer ( 2% W/W). Deaktivasi dengan 2% silikon atau air dapat memisahkan alkana C1-C4,alkena, asetilen dan pentana. Permukaan dapat dimodifikasi dengan gugus garam I dan II yaitu LiCl (5-20%).
Garam-garam ini akan:
  1. menurunkan area permukaan 20 plat / cm
  2. mempercepat komponen-komponen yang di elusi
  3. dengan waktu retensi rendah maka material dengan berat molekul tinggi dapat dipisahkan.
  4. dapat berinteraksi secara kimia dengan komponen-komponen.
     d)      Penyaring Molekular
    Penyaring molekular adalah nama umum yang diberikan untuk zeolit buatan yang merupakan aluminosilikat dari natrium, kalium dan kalsium. Bahan tersebut terdiri dari jaringan regular silikat dengan diameter pori d yang besarnya kurang atau sama dengan molekul bahan terlarut. Oleh karena itu silikat betindak sebagai penyaring. Penyaring molekular lebih mudah dikemas, tahan lama dan memiliki high batch uniformity. Penyaring molekular yang digunakan dalam kromatografi gas adalah 4A, 5A 10X dan 13X dengan pengaturan jarak masing-masing 4A, untuk 4A dan 5A serta 10A untuk 13X.
           
Kromatografi gas padat (GSC) tidak digunakan secara ekstensif sebagai teknik pemisahan dengan beberapa alasan yaitu :
     a.       Adsorpsi isoterm dalam GSC sering non-linear. Ini akan menghasilkan efek merugikan dilihat dari retensi waktu recovery sampel yang berubah-ubah dan puncak yang tidak simetris.
     b.       Area permukaan besar mengakibatkan waktu retensi yang lebih lama . Mengoperasikan kolom pada temperatur yang lebih tinggi untuk mengurangi waktu retensi akan mengakibatkan aktivitas katalis adsorben.
      c.       Adsorben lebih sulit distandarisasi dan disiapkan daripada fase cair.

GSC mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan GLC dan hal ini yang membuat GSC digunakan di beberapa bidang:
      a.       Umumnya adsorben lebih stabil pada rentang temperatur yang lebih lebar
      b.       Adsorben tidak mudah diserang oleh oksigen.
    c.    Tidak terdapat kolom yang rusak sehingga dapat menggunakan detektor dengan sensitivitas tinggi.
    d.     Selektivitas GSC biasanya lebih besar daripada GLC untuk pemisahan geometrik dan isomer isotopik.
     e.     GSC juga sesuai untuk pemisahan gas-gas inorganik dan hidrokarbon dengan berat molekul rendah dimana biasanya GLC menunjukkan selektivitas kecil.

      ·         Instrumentasi Kromatografi Gas
1.         Fasa mobil (Gas Pembawa)
Faktor yang menyebabkan suatu senyawa bergerak melalui kolom KG adalah keatsirian yang merupakan sifat dari senyawa tersebutdan aliran gas melalui kolom. Fasa mobil (gas pembawa) dipasok dari tanki melalui pengaturan pengurangan tekanan. Kemudian membawa cuplikan langsung ke dalam kolom. Jika hal ini terjadi, cuplikan tidak menyebar sebelum proses pemisahan. Cara ini cocok untuk cuplikan yang mudah menyerap.
Gas pembawa ini harus bersifat inert dan harus sangat murni. Seringkali gas pembawa ini harus disaring untuk menahan debu uap air dan oksigen. Gas sering digunakan adalah N2, H2 He dan Ar.
Syarat –syarat gas pembawa
   Ø  Harus inert, tidak bereaksi (tidak reaktif) dengan  sampel dan fasa diamnya.
   Ø  Murni dan mudah diperoleh serta murah
   Ø  Sesuai/ cocok untuk detektor
   Ø  Harus mengurangi difusi gas

2.         injektor
Untuk mendapatkan efisien, maka sampel dimasukkan ke dalam aliran gas dan jumlah yang sedikit dengan waktu yang tepat. Jika sampel berupa cairan harus diencerkan terlebih dahulu dalam bentuk larutan. Injeksi sampel dapat diambil melalui karet silicon ke dalam oven, banyak sampel + 0,1-10 ml.
Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efisien. Desain yang populer terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung logam yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk mengakomodasi injeksi dengan semprit (syringe). Karena helium (gas pembawa) mengalir melalui tabung, sejumlah volume cairan yang diinjeksikan (biasanya antara 0,1-3,0 μL) akan segera diuapkan untuk selanjutnya di bawa menuju kolom. Septum karet, setelah dilakukan pemasukan sampel secara berulang, dapat diganti dengan mudah. Sistem pemasukan sampel (katup untuk mengambil sampel gas) dan untuk sampel padat juga tersedia di pasaran.

Pada dasarnya, ada 4 jenis injeksi pada kromatografi gas, yaitu:
     a.       Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan akan diuapkan dalam injector yang panas dan 100 % sampel masuk menuju kolom.
     b.       Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan diuapkan dalam injector yang panas dan selanjutnya dilakukan pemecahan.
    c.       Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua sampel diuapkan dalam injector yang panas dan dibawa ke dalam kolom karena katup pemecah ditutup; dan
   d.      Injeksi langsung ke kolom (on column injection), yang mana ujung semprit dimasukkan langsung ke dalam kolom.

Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap; karena kalau penyuntikannya melalui lubang suntik secara langsung dikhawatirkan akan terjadi peruraian senyawa tersebut karena suhu yang tinggi atau pirolisis.

Teknik Penyiapan Sampel
   Ø  Sampel-sampel cair : diinjeksikan melalui suatu karet septum dengan memakai suntikan syringe.
   Ø  Sampel-sampel gas : diinjeksikan atau dimasukkan dengan memakai bermacam-macam alat pengambilan sampel gas yang dirancang untuk kromatograf komersial . Metode yang mudah untuk memasukkan gas-gas adalah lewat katup sampling gas. Volume gas dapat divariasikan tergantung pada ukuran loop. Loop tambahan dapat dijadikan satu untuk menjebak sampel dengan pendinginan. Pemanasan pada loop kemudian bisa melepaskan sampel.


 Gambar. Katup sampling pada GC

   Ø  Sampel Padat : Sampel padat misalnya; parfum dalam bentuk bedak atau serpihan sampel dapat dikemas dalam kapsul dan pecah di injektor. Sampel gelas/kaca dapat dihancurkan sebelum diinjeksikan sedangkan campuran yang memiliki titik lebur rendah dapat dilelehkan untuk pelepasan sampel. Sampel padat dapat juga dipirolisis dan komponen yang bersifat padatan dibuang. Metode ini digunakan untuk sidik jari

3.         Kolom
Kolom merupakan tempat terjadi pemisahan komponen-komponen cuplikan. Kolom dapat dibuat dari berbagai jenis material,seperti stainless steel, aluminium, tembaga, gelas dan paduan silika. Sebagian besar sistem kolom modern terbuat dari gelas atau paduan silika.

   Ø  Kolom Kapiler
Merupakan tabung yang panjang dan tipis dari kaca atau bahan lainnya seperti baja tahan karat.  Hanya dapat menangani sampel-sampel yang sangat kecil. Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau semi polar. Fase diam non polar yang paling banyak digunakan adalah metil polisiloksan (HP-1; DB-1; SE-30; CPSIL-5) dan fenil 5%-metilpolisiloksan 95% (HP-5; DB-5; SE-52; CPSIL-8). Fase diam semi polar adalah seperti fenil 50%-metilpolisiloksan 50% (HP-17; DB-17; CPSIL-19), sementara itu fase diam yang polar adalah seperti polietilen glikol (HP-20M; DB-WAX; CP-WAX; Carbowax-20M) (6).

   Ø  Kolom kemas
Pada kolom isian ini biasanya digunakan untuk kromatografi gas-cair, karena pada kolom ini di isikan suatu zat padat yang berfungsi sebagai penahan fasa cair. Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari tembaga dan aluminium. Panjang kolom jenis ini adalah 1–5 meter dengan diameter dalam 1-4 mm. Kolom kapiler sangat banyak dipakai karena kolom kapiler memberikanefisiensi yang tinggi (harga jumlah pelat teori yang sangat besar > 300.000 pelat). Kolom preparatif digunakan untuk menyiapkan sampel yang murni dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang kompleks.


Temperatur kolom
Kromatografi gas didasarkan pada dua sifat senyawa yang dipisahkan, kelarutan senyawa dalam cairan, dan tekanan uapnya (volatile). Karena tekanan uap sangat bergantung pada suhu, maka suhu sangat berpengaruh pada kromatografi gas.
 Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC. Temperatur kolom lebih rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa komponen campuran dapat berkondensasi pada awal kolom. Dalam beberapa kasus, kolom dimulai pada temperatur rendah dan kemudian terus menerus menjadi lebih panas dibawah pengawasan komputer saat analisis berlangsung.   
Kolom dapat dioperasikan dengan dua cara , yaitu : secara isotermal (temperatur konstan) dan temperatur terprogram (variabel peningkatan temperatur dan waktu ditahan pada temperatur konstan).

Ø  Operasi Isotermal
Pada operasi isotermal, temperatur kolom dijaga konstan. Batas temperatur maksimum dan minimum dipengaruhi stabilitas dan karakter fisik fase diam. Batas bawah ditentukan oleh titik beku dan batas atas ditentukan oleh “bleed” dari fase diam. Bleed adalah fase diam masuk ke detektor. Secara umum pada mode operasional ini, injektor dioperasikan 30oC diatas temperatur komponen dengan titik didih maksimum (kolom kemasan konvensional).

Ø  Operasi temperatur terprogram (TPGC)
Pada kromatografi gas temperatur terprogram, temperatur oven dikendalikan oleh sebuah program yang dapat mengubah tingkatan pemanasan yang terjadi antara 0,25oC sampai 20oC. Sebuah oven massa rendah mengijinkan pendinginan dan pemanasan cepat dari kolom yang dapat ditahan sampai 1oC dari temperatur yang diperlukan. Pada operasi temperatur terprogram diperlukan pengendali aliran untuk memastikan kesetabilan aliran gas. Kestabilan aliran sangat diperlukan untuk mencapai stabilitas hasil detektor yang baik yang ditunjukan pada garisbawah/baseline datar yang stabil. Fase diam harus stabil secara termal melewati range temperatur yang lebar. Bleed dapat diganti dengan menjalankan dua kolom yang identik secara tandem, satu untuk pemisahan komponen dan yang lain untuk melawan “bleed”.

Pemisahan dalam kolom
Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran yang diinjeksikan pada kolom:
Ø  Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.
Senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari temperatur kolom akan berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun, beberapa bagian dari senyawa tersebut akan menguap kembali dengan dengan jalan yang sama seperti air yang menguap saat udara panas, meskipun temperatur dibawah 100 oC. Peluangnya akan berkondensasi lebih sedikit selama berada didalam kolom.
Ø  Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam
beberapa molekul dapat larut dalam fase diam cair. Beberapa senyawa akan lebih mudah larut dalam cairan dibanding yang lainnya. Senyawa yang lebih mudah larut akan menghabiskan waktunya untuk diserap pada fase diam: sedangkan senyawa yang suka larut akan menghabiskan waktunya lebih banyak dalam fase gas.
Ø  Molekul dapat tetap pada fase gas  
Proses dimana zat membagi dirinya menjadi dua pelarut yang tidak bercampurkan karena perbedaan kelarutan, dimana kelarutan dalam satu pelarut satu lebih mudah dibanding dengan pelarut lainnya disebut sebagai partisi. Sekarang, anda bisa beralasan untuk memperdebatkan bahwa gas seperti helium tidak dapat dijelaskan sebagai pelarut
. Tetapi, istilah partisi masih dapat digunakan dalam kromatografi gas-cair.

4.         Detektor
Fungsi detektor adalah untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari kolom dan merespon perubahan komposisi solul yang terelusi. Sebuah detektor yang ideal seharusnya:
1)     Mempunyai sensitifitas yang tinggi untuk mengenali unsur dalam bentuk gas. (1 volume terlarut : 1000 volume pelarut)
2)     Mempunyai respon yang linear terhadap jumlah unsur dengan cakupan yang luas.
3)     Tidak bergantung pada kondisi operasi, seperti : kecepatan alir.
4)     Mempunyai stabilitas baseline yang baik.
5)     Mudah perawatannya
6)     Mempunyai volume internal yang kecil (resolusi puncak)
7)     Mempunyai respon yang cepat untuk menghindari gugusan puncak
8)     Murah dan dapat dipercaya.

Karakteristik detektor
   Ø  Detektor Integral
Memberikan suatu pengukuran setiap saat dari jumlah total bahan yang dielusi yang telah melewati kolom sampai waktu itu.
   Ø  Detektor Diferensial
Menghasilkan kromatogram familiar yang terdiri dari puncak-puncak. Detektor differensial banyak digunakan dalam kromatografi. Respon terhadap konsentrasi bahan/larutan dalam fase bergerak ditampilkan dalam sekejap. Respon detektor yang ditampilkan secara grafik adalah kromatogram diferensial.

Detektor dibagi menjadi 2 kelas besar :
   Ø  detektor yang mengukur konsentrasi zat terlarut dengan memakai beberapa sifat fisika dari aliran gas buangan
   Ø  detektor yang merespons secara langsung zat terlarut dengan demikian berarti mengukur laju alir massanya.

Jenis detektor
   Ø  Detektor Konduktivitas Termal
Detektor yang banyak digunakan untuk GLC. Alat ini mengandung : filament logam yang             dipanaskan maupun suatu termistor.  Gas pembawanya adalah hidrogen  dan helium. Detektor ini relatif sederhana, tidak mahal, memiliki kepekaan yang cukup bagi banyak kegunaan. Detektor ini didasarkan pada perpindahan dari benda panas dengan laju yang bergantung pada susunan gas yang mengelilingi benda tersebut.

   Ø  Detektor Pengionan Nyala
Prinsip dasar :
a)      Energi kalor dalam hidrogen menyebabkan banyak molekul untuk         mengionisasi
b)      Gas efluen dari kolom dicampur dengan hidrogen dan dibakar pada   ujung jet logam dalam udara berlebih
c)      Potensial diberikan antara jet dan elektroda kedua yang bertempat di atas atau sekitar nyala itu.
d)      Ketika ion-ion dibentuk dalam nyala, ruang gas antara kedua elektroda menjadi lebih konduktif, dan arus yang meningkat mengalir dalam sirkuit.
e)      Arus melewati resistor, tegangan terbentuk yang dikuatkan untuk menghasilkan isyarat yang diterima perekam.


5.         Pencatat (recorder)
Fungsi recorder adalah sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik). GC modern menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya (software) untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain:
   Ø  Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas; suhu oven dan pemrograman suhu; serta penyuntikan sampel secara otomatis.
  Ø  Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna.
   Ø  Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik.
   Ø  Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu(4).


Teknik kromatografi gas memiliki kelebihan, diantaranya kita dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uap memiliki viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cair berlangsung cepat, sehingga analisis relative lebih cepat dan sensitivitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan dengan fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fasa diam dan sampel. Kelemahannya adalah teknik ini hanya untuk analisis zat yang mudah menguap.



No comments:

Post a Comment

My Featured Post

Si unik Kapur Barus

Sejarah Kapur Barus Kapur Barus sudah bukan lagi barang aneh dalam kehidupan kita. Hal ini selain karena pemanfaatannya juga dikarenaka...