Thursday, June 6, 2013

OST. Detective Conan Mune ga Dokidoki by The High Lows

hyakunen buri no seikimatsu nake to iwarete boku wa waratta
hisakata buri no seikimatsu hiroi sekai e tobi dashite yuku

kodomo no koro ni wakari kaketeta koto ga
otona ni natte wakaranai mama

*eraku mo nai shi
rippa demo nai
wakatteru no wa mune no dokidoki
kotae demo nai hontou demo nai
shinjiteru no wa mune no dokidoki
mune no dokidoki dake

kakkoii ka wa wakaranai kedo osae kirenai yume wo mitanda
sakusen tatete jitto matsu yori kodomo no mama de butsukatte yuku

uchuu no hate ni hata wo tateta to shite mo
uchuu no nazo wa wakaranai mama

eraku mo nai shi
rippa demo nai
wakatteru no wa mune no dokidoki
kotae demo nai hontou demo nai
shinjiteru no wa mune no dokidoki
mune no dokidoki dake

-ini versi jepang-nya dari yang biasa kita dengar di Indosiar ^_^

Wednesday, March 13, 2013

Untuk Kamu ♥

Lagi dan lagi kamu...
Waktu seolah-olah sedang bermain dengan menghadirkan kamu lagi dan lagi
Cinta seolah-olah sedang berputar dengan membawa kamu lagi dan lagi
Tapi semua telah berbeda
Aku, kamu, kita... tak ada yang seperti dulu
Bahkan termasuk rasa itu sendiri

Lagi dan lagi kamu...
Membawa kembali sejuta memori yang tertinggal di masa lalu
Membawa kembali seculi rasa yang tersisa di masa itu
Tapi semua memang telah berbeda
Cita, mimpi, cinta... tak ada yang seperti dulu
Bahkan termasuk rindu itu sendiri

Hanya dengan terus berbenah diri aku bersabar menanti ending kisah hatiku...
Tentang kita, apa jadinya???

Love Story Part 2


Okee... setelah sekian lamanya otak terkuras karena menyusun proposal, akhirnya bisa nge-post lagi soal lanjutan love story ini...

Part 2

Namanya Ricky. Aku mengenalnya saat aku masih kelas 1 SMA. Usiaku baru saja menginjak 16 tahun saat itu. Aku kenal dia dari temanku. Aku memanggil dia kakak. Dia sama sepertiku, anggota OSIS juga. Dia adalah senior kelas XI IPA 2. Awalnya hubungan kami biasa saja, tapi karena sms-an hampir setiap hari, kami jadi dekat. Dan ini membuat kami terkena gossip. Teman-temanku mulai bertanya, teman-temannya mulai bertanya. Tapi karena hatiku yang baru saja mulai melepas cinta lama, aku benar-benar tak peduli. Bahkan kurasa Kak Ricky takkan punya rasa seperti yang dibilang orang-orang. Siapa sangka dia akan jadi first love-ku yang paling menyedihkan.

Tapi lama-lama gossip itu bikin panas kupingku juga. Aku mulai merasa Kak Ricky mulai berlebihan. Aku merasa Kak Ricky suka padaku. Meski itu hanya pikiran naïfku saja, tapi aku mulai khawatir. Aku mulai mengarang cerita aku suka sama Kak Jammes, kakak seniorku di ekskul PMR, rekan satu anggota OSIS juga, senior XI IPS 1. Tapi ternyata karanganku ini berefek pada salah seorang temanku, aku tak tahu kalo dia suka pada Kak Jammes. Untungnya dia menilai positif perasaan pura-pura ku itu dengan mengajak bersaing secara sehat tanpa merusak persahabatan kami.

Meski Kak Ricky percaya, tapi perhatian dia tak berubah. Bahkan kami semakin dekat. Aku rasa aku juga suka, tapi bukan rasa suka seperti yang difikirkan orang-orang. Aku menganggap dia sebagai kakakku.

Kekhawatiranku mulai berlebihan. Jadi ketika Deddy mendekatiku, aku memberikan dia jalan. Deddy adalah anak SMA 1 Lirik. Aku mengenalnya saat technical meeting Tournament Futsal di sekolahku. Anaknya putih dan agak chinese, karena matanya sipit. Aku menceritakan semua tentang Deddy pada Kak Ricky. Tapi dia seolah tak peduli pada curhatku itu. Dia malah minta diperhatikan, mengeluh karena sedang sakit, manjanya. Sampai ternyata seminggu setelah kenal Deddy, dia menembakku. Sejalan dengan itu Kak Ricky bilang sayang padaku. Aku bingung. Sampai-sampai aku minta waktu pada Deddy untuk mikirin jawaban itu. Karena jujur hatiku tak berpihak pada siapa-siapa.

Malam itu juga aku bilang sama Kak Ricky, kalau aku juga sayang dia sebagai kakakku, aku juga bilang aku sudah jadian dengan Deddy. Tapi tak ada balasan dari Kak Ricky. Aku pun mengambil nafas dalam-dalam. Aku ketik sms itu untuk Deddy dan bilang iya aku mau jadi pacar dia.

Tapi hubungan kami singkat. Hanya seminggu. Aku tak bisa berpura-pura mencintai Deddy, sedangkan dia sering nekat ingin bertemu denganku. Mau bagaimana, sejak dia nembak sampai aku mutusin dia, aku tak pernah mau bertemu dengannya. Jahatnya aku. Dan sejak itu juga aku akrab lagi dengan Kak Ricky.

Hari itu Rahmi mengajakku ngobrol. Dia bertanya tentang hubunganku dengan Kak Ricky. Apa adanya kubilang hanya sebatas kakak adik. Dan dia minta izin, kalau dia dekati Ricky, aku takkan apa-apa kan. Aku hanya tertawa, pertanyaan macam apa itu? Tapi ternyata pertanyaan itulah yang membawaku ke dalam luka yang lebih dalam lagi. Mungkin ini karmaku. Malam itu Kak Ricky bertanya pendapatku tentang Rahmi. Bahkan dia bilang mau nembak Rahmi. Awalnya aku tak merasakan apa-apa, bahkan dengan semangat 45 aku mendukungnya. Tapi ketika tahu mereka benar-benar jadian, air mataku pun pecah. Dadaku sesak seketika. Aku tak rela. Bahkan esok paginya aku menangis pada Miki sehabis upacara. Aku menjadi cewek bodoh seketika.

Ini pertama kalinya aku seperti ini. Hari-hariku pilu. Tapi pelan-pelan waktu mulai mengobati. Mungkin karena perhatian dan sayang Kak Ricky yang tak berubah terhadapku. Bahkan terkesan semakin bertambah-tambah. Tapi sebenarnya ini salah. Hanya saja perasaan yang terluka ini terus saja mencari pembenaran. Kedekatan kami ini membuat Rahmi cemburu. Mungkin benar aku yang lebih dulu kenal dan dekat dengan Ricky. Mungkin benar kami hanya kakak adik. Tapi tetap saja proses yang kami jalani tanpa kami sadari telah melewati batas-batasnya.

Kecemburuan Rahmi padaku membuat berhembus berita buruk tentangku yang menjadi orang ketiga. Tentang aku yang terang-terangan mendekati Ricky, sampai main ke rumahnya tak kenal waktu. Tentang aku yang terus-terusan menguhubunginya untuk merebut Ricky dari Rahmi. Gossip ini membuatku gila. Aku banyak kehilangan teman-temanku. Sampai akhirnya Rahmi meminta ingin berbicara denganku. Dari matanya aku dapat melihat kemarahan itu. Tapi mungkin karena dia telah menganggapku sebagai kakaknya, dia pelan-pelan menyampaikan gundah yang dirasakannya. Dia memintaku untuk tak lagi berhubungan apa-apa dengan Ricky. Sebenarnya aku sudah sering mengatakan ini pada Kak Ricky. Tapi kak Ricky memang orang yang keras kepala. Dia tak peduli apa kata orang. Menurutnya tak ada yang salah dengan hubungan kami ini. Apa salahnya dia menganggapku adik. Apa salahnya dia juga menyayangiku.

Aku menyampaikan permintaan Rahmi pada Kak Ricky, tapi ya dia memang keras kepala, apa mau dikata. Bahkan dia meminta setiap kali aku dan dia sms-an, langsung saja dihapus. Hatiku yang masih saja berharap, hatiku yang masih saja terluka, hatiku yang bersedih melihat kecemburuan Rahmi, membuatku lemah. Sampai akhirnya mereka putus. Tapi hubunganku dengan Ricky tetap saja seperti itu. Dan dia mulai sibuk dengan persiapan UN-nya.

Tapi siapa sangka, saat usiaku akan 17 tahun, ternyata Kak Ricky sudah jadian saja dengan Kak Vina. Anehnya dia tak pernah cerita, bahkan mereka backstreet dariku. Aku tahu dari Kak Vina. Mungkin dia kasihan padaku yang masih saja diam-diam berharap. Aku lagi-lagi menangis. Bahkan Yolan sampai-sampai mau melabrak Kak Ricky karena terus mempermainkan perasaanku. Untung aku menahannya. Cepat-cepat aku menghapus airmataku dan sebisa mungkin untuk tidak larut. Sejak itu aku putuskan untuk menutup kisah itu. Hubungan kami masih tetap seperti biasanya, tapi aku tak lagi begitu mempedulikannya.

Ricky selalu hadir dalam kehidupanku kapan dia suka. Kapan dia bisa. Kapan dia butuh aku. Karena adiknya. Tapi kehadirannya yang lagi dan lagi itu terkadang membuatku terombang-ambing berkali-kali. Dasar cowok PHP. Tapi lagi-lagi waktu juga yang mendewasakanku. Mungkin hubungan inilah yang paling benar. Kakak adik. Cinta hanya akan membawa kesengsaraan bagi kami berdua. Aku melepasnya dengan rela tanpa beban. 

hikmah : jangan sampai cinta membuatmu terpuruk, karena cinta butuh waktu untuk memperlihatkan kebahagiaannya yang hakiki pada mereka yang sabar dan ikhlas menjalani hidup.

Monday, January 14, 2013

Indonesia-ku, Dusun Badat

Tadi sore pas lagi nunggu abang galon aku nonton acara penuh inspiratif gitu di Trans 7, judulnya nama program acaranya "INDONESIAKU", ceritanya tentang dusun terisolir gitu, namanya dusun Badat, di Kalimantan.
Aku nontonnya udah kelewat gitu, jadi cuma lihat tentang perjalanan sang host selama 10 jam melewati sungai (lupa namanya) menuju dusun Badat tersebut. Sang host bersama para awak perahu harus menempuh perjalanan panjang dan sulit, karena harus melewati riam-riam yang penuh batu, sehingga harus beberapa kali turun ke sungai untuk mengangkat perahu. Bahkan sempat menurunkan barang-barang berat agar perahunya lebih ringan di angkat. Betul-betul penuh perjuangan cuma untuk mencapai dusun tersebut.

Sesampainya disana, apa yang terlihat jauh lebih ironis. Aku mengerti kenapa desa tersebut memprihatinkan, jauh dari perhatian pemerintah, karena daerahnya yang sulit untuk dicapai. Tapi kalau difikir-fikir lagi seharusnya pemerintah memikirkan solusi untuk masalah-masalah pada daerah terisolir seperti contohnya Dusun Badat ini.

Dari Host diketahui bahwa ada dua dusun disini, Dusun Badat Lama dan Dusun Badat Baru. Jarak dari satu dusun ke dusun lainnya sangat jauh. Kedua dusun ini terletak di perbatasan negara Indonesia dan negara Malaysia. Ironisnya, masyarakat disini lebih memilih menggunakan uang ringgit daripada rupiah. Hal ini dikarenakan untuk berbelanja (seperti gula, beras, dll) lebih mudah mencapai malaysia daripada ke desa yang harus menempuh 10 jam perjalanan seperti yang dialami host tadi. Selain lebih mudah, biaya juga lebih murah.

Namun, meskipun lebih mengenal negara malaysia daripada negara sendiri, dusun ini tetap mencintai negaranya yaitu Indonesia. Hal ini terlihat jelas dengan terpasangnya bendera merah putih hampir di setiap rumah warga. Padahal kalau aku melihat di daerahku sendiri yang sudah bisa dikatakan maju, bendera merah putih baru akan menghiasi rumah-rumah hanya ketika akan merayakan Hari Kemerdekaan. Begitu tingginya rasa nasionalis mereka disaat perhatian pemerintah bahkan uluran bantuan dari kita sangat jarang mereka dapatkan.

Yang lebih menyedihkannya lagi nih, disaat ditayangkan ibu-ibu, anak-anak, bahkan ada nenek-nenek yang menjadikan dirinya kuli angkut pasir dan material lain untuk pembangunan sekolah dasar di dusun Badat Lama. Hal ini dikarenakan sekolah dasar untuk kedua dusun tersebut hanya ada di dusun Badat Baru yang letaknya sangat jauh. Itupun sangat minim guru. Satu orang guru bisa mengajar dua kelas pada saat yang bersamaan. Hanya demi pendidikan anak-anaknya, mereka rela mengangkut pasir berkilo-kilogram beratnya meski hanya dibayar Rp 3000/bakul pasir. Sungguh berartinya pendidikan bagi mereka sehingga harus berjuang demikian beratnya, disaat masih banyak anak-anak di kota yang malas-malasan belajar di sekolah padahal sudah dengan fasilitas lengkap.

Ada lagi yang membuatku bertambah pilu. Di kedua dusun ini telah dibangun tempat pelayanan kesehatan sejak tahun 2010. Ironisnya, sampai saat ini belum ada satupun tenaga medis yang datang mengabdi ke daerah ini. Sehingga bangunan ini hanya berdiri sia-sia. Sehingga masyarakat ini masih mengandalkan tabib-tabib atau dukun-dukun kampung untuk berobat dengan obat-obatan alami seadanya. Ah, andai saja pemerintah dapat mengatasi masalah transportasi menuju dusun itu, pasti lebih mudah untuk mendatangkan berbagai bantuan baik materil maupun tenaga medis/pengajar.

Meski cuma lima belas menitan aku nonton ni acara, tapi itu cukup untuk membuat aku menangis tersedu-sedu. Banyak hikmah yang kudapatkan dari masyakat dusun Badat ini. Tentang rasa Syukur, rasa Sabar dan Keikhlasan. Aku cuma bisa berdoa semoga permasalah daerah-daerah terisolir ini cepat teratasi. Karena sekali lagi kutekankan, meski perhatian negara sampai saat ini belum sampai kepada mereka, mereka masih tetap mencintai negara ini, ini artinya mereka masih menaruh harapan pada negara ini.

^_^

Friday, January 11, 2013

Presma UR diamankan kepolisian?

Bentang Spanduk, Mahasiswa Unri Diamankan Saat Sidang Gubernur Riau
10 Januari 2013 - 15.02 WIB

Bentang Spanduk, Mahasiswa Unri Diamankan  Saat  Sidang Gubernur Riau
MAHASISWA DITANGKAP: Salah satu aktivis BEM Unri Pekanbaru Yopi Pranata dkk ditangkap aparat berwajib usai membentangkan spanduk di dalam ruang sidang Pengadilan Tipikor Pekanbaru, Kamis siang tadi (10/1/2013). Saat itu sedang berlangsung sidang kesaksian Gubernur Riau Rusli Zainal.(foto aznil fajri/riau pos)

 
 
Riau Pos Online-Empat orang aktivis mahasiswa yang sangat radikal dan mengaku dari BEM Universitas Riau (Unri) antara lain Yopi Pranata, Fadli, dan Aditya diamankan aparat keamanan saat ketiganya mendadak memasang spanduk di dalam ruang sidang Pengadilan Tipikor Pekanbaru yang sedang menyidangkan saksi Gubernur Riau Rusli Zainal, Kamis siang tadi (10/1).

Sontak saja puluhan kamera wartawan di depan ruang sidang yang sedang meliput jalannya sidang terhadap saksi Gubernur Riau Rusli Zainal beralih dan mengabadikan spanduk yang dibentang mahasiswa tersebut. Spanduk itu bertuliskan: Selamat Datang Bapak Koruptor di Pengadilan.

Dari pengamatan Riau Pos Online di ruang sidang, sejak awal sidang suasana berjalan kondusif. Hakim ketua yang memimpin sidang kasus suap dana PON Riau XVIII 2012 ini Isnurul SH nampak cukup santai bertanya pada saksi Gubernur Riau dana terdakwa mantan Kadispora Riau Ir Lukman Abbas MT.

Rupanya di tengah-tengah jalannya sidang, keempat aktivis mahasiswa Unri ini sudah duduk di dalam ruang sidang dan sudah mempersiapkan spanduk tersebut di dalam tas mereka. Ketika aparat keamanan lengah, wartawan lagi asik menyoting jalannya sidang, mendadak Fadli dan Yopi membentangkan spanduk dari tengah kursi pengunjung sidang. Suasana jalannya sidangpun gaduh, hakim menghentikan sejenak sidang. Aparat keamanan segera coba meringkus aktivis tersebut, namun mereka cepat keluar dan lari dari ruang sidang.

Keempat aktivis ini nampak berlari sekencang-kencangnya ke Jalan Teratai simpang Jalan Dahlia Pekanbaru dan coba terus dikejar aparat. Namun akhirnya keempatnya berhasil diringkus dan ditangkap aparat keamanan di Jalan Teratai di depan Kantor Logistik Polda Riau dan mereka digelandang kembali ke ruang salah satu staf di Pengadilan Negeri Pekanbaru. Keempat orang ini mengaku mahasiswa juga sempat diwarnai baku pukul dan membuat jalannya sidang kisruh sesaat.  "Saya dari aktivis mahasiswa," kata seorang pelaku saat hendak digiring aparat untuk dimintai keterangan terkait aksinya itu.

Meski sempat diwarnai kerusuhan, sidang kasus dugaan suap proyek PON Riau yang menghadirkan saksi Gubernur Riau itu tetap berjalan. Sidang hari ini kamis (10/1) sebenarnya menghadirkan empat saksi yakni Gubernur Riau Rusli Zainal, Ketua Fraksi Golkar DPR RI Setyo Novanto, Kadis PU Riau Ir SF Haryanto, dan anggota DPRD Riau M Roem Zein.
Namun hingga diturunkannya berita ini sampai pukul 15.35 WIB masih berlangsung sidang kesaksian Gubernur Riau Rusli Zainal.

Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar S MM melalui Kabag Ops Kompol Rusdel Sagala yang dikonfirmasi wartawan menegaskan keempat aktivis yang bikin rusuh di dalam ruang sidang telah diamankan dan diminta keterangan oleh penyidik di Mapolresta Pekanbaru. "Kami belum bisa memastikan maksud dan tujuan mahasiswa ini apa, makanya pihak penyidik yang memprosesnya. Lagi pula sidang ini terbuka untuk umum," kata Rusdel Sagala. Namun kata Sagala dalam sidang ada etika dan aturan tertentu yang harus ditaati. Jika sudah begini jelas mengganggu jalannya sidang yang bisa saja dikenakan pasal 18 KUHP dengan ancaman kurungan penjara enam bulan tentang mengganggu jalannya proses persidangan.(azf)

http://www.riaupos.co/berita

~ya mudah-mudahan masalahnya cepat selesai dan aman..lagiannya cuma spanduk doang, gak usah diperlebar kali ya masalahnya..niatnya kan baik, biar yang di dalam sidang baca dan sadar #mencobapositifthinking

Love Story Part 1

Oke kali ini aku mau share about "Love Story", hohoho
mulai dari yang sukses berat ^_^ ampe yang gagal total -_-
mulai dari kisah pribadi ampe punya orang laen :D
dan tokoh utama #benerinjilbab tetep "AKU"
dan buat yang namanya aku pakek muup yak...cuma hiburan semata koq dan ambil hikmahnya aja...siip plend :)
lets,,

Part 1
Namanya Guntur. Aku kenal dia sejak kelas lima SD. Saat itu ada pertandingan puisi antar SD. Antara SD-ku dan SD-nya.  Pulang sekolah aku buru-buru ke sekolahnya, penasaran siapa yang menang. Ternyata acara telah usai. Ketika aku bertanya pada temanku, dia menyebutkan namanya. Oh. Hanya itu tanggapan pertamaku untuk seorang Guntur yang akhirnya menjadi pacar pertamaku.
Temanku Pegy ngajakin aku dan teman-teman untuk les bahasa inggris di tempat sodaranya. Miss Lia. Dia guru bahasa Inggris favorit-ku sampai saat ini. Dari-nya aku begitu mencintai English. Meskipun aku belum menguasainya dengan baik. Tapi siapa sangka Guntur pun les juga. Mungkin bisa dikatakan disitulah dia mengenalku meskipun kami tak pernah sekelas. 
Dia sering menitipkan salam untukku melalui teman-temanku. Kalian tahu apa yang kufikirkan saat itu? Nothing. Untuk seorang gadis kecil berusia 10 tahun, tahu apa dia tentang cinta? Hal itu malah membuatku membencinya tanpa alasan yang logis. Dan hal yang paling membuatku marah padanya saat itu adalah ketika buku latihan les-ku dikembalikan oleh Miss Lia, aku mendapati tulisan di halaman paling belakang :

Aku sangat mencintaimu Ranti 
Guntur dan Madrizal

Madrizal atau Ical adalah teman mengaji-ku di MDA Nurul Falah. Dia anak guru agama-ku. Di kelas dia sering bertingkah aneh, dan itu membuatku juga membencinya. Salah satu tingkah anehnya adalah dia pernah mengejarku sambil bilang "Ranti, I love you". Astaga, aku sampai stress lari-larian dikejar dia. Dan siapa sangka dia teman Guntur, juga ikut les. Aku jadi berprasangka buruk pada mereka. Pasti ada apa-apanya. Dan aku semakin membenci mereka.

Aku adalah seorang cewek yang sangat mencintai karya sastra, terutama puisi. Hari itu kami semua anak les dikumpulin jadi satu. Aku bertemu Guntur. Kali ini aku mengenal baik rupanya. Apalagi saat dia membacakan puisi yang berjudul "Penyesalan". Aku sempat hilang kata beberapa saat. Perlahan rasa benci memudar. Bagiku puisi menunjukkan sisi baik dan buruk sekaligus. Dan pada saat itu aku hanya melihat sisi baiknya.

Aku fikir dia telah melupakan cinta sesaatnya untukku. Karena beredar kabar dia jadian dengan teman satu sekolahnya. Tapi ketenangan tidak segera menghampiri. Seorang temanku Risman, diam-diam menyukaiku. Katanya. Karena aku tak pernah bertanya dan dia juga tak pernah mengungkapkan. Gosip-nya, Guntur dan Risman berantem karena aku. Bahkan ada juga yang bilang mereka mau tanding bola. Tapi aku tetap saja cuek tak peduli. Padahal dalam hati aku cemas. Kenapa mesti aku sih alasannya, mudah-mudahan tidak benar.

Masih teringat jelas olehku kejadian di rumah temanku. Aku dijebak. Saat itu aku sudah kelas enam SD. Umurku sebelas tahun. Hari itu sepulang dari les kami rame-rame ke rumah temanku. Siapa sangka ternyata Guntur sedang main bola di lapangan. Dan teman-temanku manggilin dia. Aku berusaha untuk kabur dari sana, tapi aku ditahan, sepedaku juga ditahan, bahkan pagar rumah ditutup rapat oleh mereka. Dia diinterogasi habis-habisan. Begitupun denganku. Sampai akhirnya Guntur bilang dia sayang aku dan pengen aku jadi pacarnya. Awalnya aku bersikeras menolak. Tapi aku dikerubungi semua teman-temanku. Mereka memaksaku untuk menerima Guntur. Sampai akhirnya aku bersikeras mau pulang, dan mereka akhirnya mengijinkan sambil menyatakan mereka tak mau berteman denganku. Kalian tahu apa rasanya dijauhi teman-teman? Menyedihkan. Dan akhirnya aku bilang iya, aku mau pacaran dengan Guntur. 

Hari-hari pacaran kami berjalan dengan tidak normal. Kami tak pernah saling bicara satu sama lain layaknya orang yang sedang dimabuk asmara. Kami hanya saling berkirim surat menceritakan tentang diri kami. Bahkan dia pernah mengirimkan pantun tentang rasa kasihnya untukku. Sampai akhirnya teman-temanku memaksa kami untuk bertemu lagi di rumah temanku. Kami ditinggalkan berdua, sedangkan mereka pada sembunyi di balik mobil. tapi kami hanya saling menatap diam. Ya, bayangin aja. Kami tak pernah saling bicara layaknya teman sebelumnya. Dia hanya selalu menyampaikan rasanya melalui tulisan atau orang lain. Bahkan ketika dia ingin jadi pacarku saja, dia tak pernah menyampaikan langsung padaku. Tentu saja ketika dihadapkan padaku dia tak bisa berkata apa-apa. Karena dia tak tau bagaimana caranya bicara denganku sebagai pacar sedangkan aku seolah cuek padanya. Melihat kami hanya diam, teman-teman kami pun keluar dari persembunyiannya. Layaknya anak TK kami dieja untuk menyatakan perasaan.

Guntur : Ranti sayang gak ma Guntur?
Ranti : Iya, sayang. Guntur cinta gak ma Ranti?
Guntur : Iya, cinta.

Semenjak itu banyak hal yang kufikirkan. Akhirnya aku memilih diam. Aku tak pernah membalas surat Guntur. Aku tidak les lagi. Aku menghilangkan diri darinya. Sampai ketika temanku bertanya apa kami masih pacaran, aku bilang udah putus. Teman-temanku sempat marah. Mereka bilang Ical sampai marah tahu Guntur pacaran denganku dan Guntur sampai gak main bola lagi karena aku. Bahkan karena itu aku dapat surat singkat dari Guntur.

Ranti kenapa sampai tega mutusin Guntur secara sepihak?

Pikiranku berkecamuk saat itu. Akhirnya aku jelasin semuanya. Tentang perasaanku yang sesungguhnya. Tentang betapa aku sangat menghargai perasaannya. Tentang aku yang tak mau kehilangan teman-temanku. Bahkan aku memberikannya foto-ku yang lagi makan ice cream sebagai kenang-kenangan. Tapi apa yang terjadi? Ternyata surat itu palsu. Guntur tak pernah menulis apa-apa. Itu tulisan temanku, karena mereka penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi denganku. Aku marah. Itu kemarahan pertama-ku untuk teman-temanku. Aku pulang dengan berurai airmata. Tak sedikitpun aku mau mendengar penjelasan mereka. Sekeras apapun mereka berlari mengejarku aku tetap tak peduli. Aku tak mengerti mengapa aku seperti ini. Apakah karena aku kecewa sama Guntur? Mengingat bagaimana ia mencoba mendekatiku selama setahun lebih, dan ketika aku bilang putus asal-asalan gitu dia malah diam saja. Whatever-lah.

Sampai aku masuk SMP aku tak pernah mendengar kabar tentang Guntur apalagi bertemu dengannya. Aku dekat dengan seseorang. Tapi kami hanya berteman. Tiba-tiba Guntur datang lagi. Dia menelponku. Aku tidak tahu itu dia, dia hanya menanyakan tentangku dan orang yang lagi dekat denganku. Aku tahunya keesokkan harinya dari temanku.

SMP kelas dua. Ada pertandingan olahraga di sekolahku. Aku yakin dia ikut bulutangkis. Karena aku tahu dia jago bulutangkis. Tapi aku hanya melihatnya dari kejauhan. Saat dia bertanding pun aku tak mau melihatnya. Aku merasa bersalah. Menjelang Ramadhan, aku memberanikan diri menulis surat untuk Guntur. Aku minta maaf padanya. Karena aku sadar aku tak pernah bilang apa-apa padanya, aku menghilang begitu saja dan menganggap hubungan kami telah berakhir meski tanpa kata putus. Berhari-hari aku dirundung rasa khawatir, akhirnya dia membalas suratku. Satu kalimatnya yang tak pernah bisa kulupakan :

Sebenarnya Guntur mau kita kayak dulu lagi. Tapi ya sudah, yang berlalu biarlah berlalu.

SMP kelas tiga. Akhirnya kami bertemu lagi. Saat itu upacara 17-an. Kami hanya saling senyum dari kejauhan. Aku lega.

Dan akhirnya kami satu sekolah, di SMA. Sempat agak bingung bagaimana cara memulai untuk berteman dengannya. Karena kami tak pernah saling bicara. Hari itu kami sama-sama ikut tes wawancara menjadi anggota OSIS. Kami berempat. Aku dengan temanku dia dengan temannya. Aku hanya diam mendengarkan obrolan mereka. Sampai akhirnya Guntur salah menyebutkan nama temanku. Dia menyebut namaku. Kami pun malu. Namun sejak itu semua kebekuan di antara kami mulai mencair. Aku  bahkan mendengar tak sedikitpun dia melupakan aku. Dia bahkan sulit untuk pacaran lagi setelah putus denganku. Aku sempat berniat ingin meminta hatinya kembali. Tapi aku merasa tidak pantas. Aku pernah melukai hatinya. Jadi apa hakku untuk meminta kebahagiaan darinya? Jadi, aku mengalir saja. Berteman baik dengannya. Dan mendoakan kebahagiaannya agar bertemu gadis baik sebagai jodoh-Nya. Aamiin.

Hikmah :
Kecil-kecil jangan pacaran dulu, suka boleh tapi berteman saling mengenal dulu lebih baik. Kejarlah ilmu dan cita-cita lebih dulu. Karena cinta tak akan kemana-mana, dia akan selalu ada di sekitar kita.

My Featured Post

Si unik Kapur Barus

Sejarah Kapur Barus Kapur Barus sudah bukan lagi barang aneh dalam kehidupan kita. Hal ini selain karena pemanfaatannya juga dikarenaka...