Thursday, January 5, 2023

Akhir Kisah Kimiawan Lavoisier


Lavoisier.

Jika kamu pernah mempelajari kimia, maka seharusnya kamu tak lagi asing dengan nama Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794), atau biasa kita kenal Lavoisier. Seorang kimiawan dari Perancis, yang telah menyumbangkan banyak hal dalam ilmu kimia sehingga digelari sebagai Bapak Kimia Modern. 

Kali ini saya akan mengajak anda semua untuk mengenal lebih jauh Lavoisier yang hidupnya berakhir justru oleh Guillotine, sebuah alat untuk mengeksekusi terdakwa vonis hukuman mati dengan cara "memancung" kepalanya. 


AWAL MULA

Lavoisier terlahir dari keluarga yang sejahtera meskipun harus kehilangan ibu di usianya yang baru menginjak usia lima tahun. Ayah Lavoisier adalah seorang Pengacara sukses di Perancis, hal inilah yang menginspirasinya untuk mengambil jurusan hukum. Meskipun sebenarnya dia punya minat yang cukup besar terhadap ilmu sains. 

Wah, salah jurusan nih!

Haha, mungkin itulah yang bisa kita katakan saat ini. Lavoisier yang bergelar sarjana hukum justru tidak pernah melakukan praktik hukum. Beliau mengawali karirnya dengan bekerja di berbagai posisi pemerintahan. Ia menjadi anggota Ferme Generale, pegawai pemerintah kerajaan yang bertugas dalam memungut pajak dari rakyat untuk kerajaan Perancis. 

Meskipun beegitu Lavoisier lebih mengutamakan kegiatan ilmiah hingga dirinya terpilih di Royal Academy of Science (Akademi Ilmiah Kerajaan Perancis) pada tahun 1764. Pada tahun 1775, Lavoisier mendirikan laboratorium di Paris, tempat dimana dia bisa dengan leluasa menjalankan eksperimen sains. Laboratoriumnya menjadi tempat berkumpulnya para ilmuwan.

Kecintaannya pada dunia sains ini akhirnya menggemparkan dunia Ilmu Kimia ketika beliau memaparkan hasil risetnya di Traité Élémentaire de Chimie. Beliau mereaksikan cairan merkuri dengan gas oksigen di wadah dalam ruang tertutup sehingga menghasilkan merkuri oksida yang berwarna merah. Jika merkuri oksida ini dipanaskan kembali, maka senyawa tersebut akan terurai menghasilan cairan merkuri dan gas oksigen yang jumlahnya sama seperti awal. Dengan hasil seperti ini, muncullah Hukum Lavoisier, atau yang dikenal dengan Hukum Kekekalan Massa, yang berbunyi: 

"Massa zat sebelum reaksi, sama dengan massa zat setelah reaksi."

Penelitian ini seketika mengubah masa Kimia Klasik menjadi masa yang baru: Kimia Modern. Konsep ini menjadi landasan akan hukum-hukum kimia dasar. Lavoisier pun dinobatkan menjadi Bapak Kimia Modern.


AKHIR KISAH

Hingga akhirnya Revolusi Prancis meletus pada tahun 1789. Sebenarnya Lavoisier sudah berusaha untuk tetap terpisah dari revolusi, tetapi karena sebelumnya telah bekerja sebagai pemungut pajak pemerintah, menyebabkan beliau dicap sebagai salah satu pengkhianat. 

Beliau ditangkap berbarengan dengan 27 anggota Ferme Generale lainnya. Pengadilan revolusi melakukan proses pemeriksaan dengan cepat dan menyatakan mereka bersalah dengan hukuman dipenggal kepalanya menggunakan Guillotine.

Saat pengadilan, ada permintaan khusus agar kasus Lavoisier dipisahkan mengingat sejumlah pengabdian yang sudah dilakukannya untuk masyarakat dan dunia ilmu pengetahuan. Namun Hakim Pengadilan Revolusioner menolak permintaan tersebut dengan berkomentar, "Republik tak butuh orang-orang genius." Hingga kemudian seorang ahli matematika bernama Joseph Louis Lagrange membela Lavoisier dan mengatakan, “Memang diperlukan waktu sekejap untuk memenggal sebuah kepala, tetapi tak cukup waktu seratus tahun untuk menempatkan kepala seperti itu pada posisinya semula.”

Malang tak dapat ditolak, akhirnya Lavoisier harus meninggal sacara tragis, karena satu setengah tahun setelah beliau dieksekusi pemerintah akhirnya menyatakan beliau tidak bersalah dan telah dituduh secara tidak benar.


Sumber :
https://www.biografiku.com/biografi-antoine-lavoisier
https://id.wikipedia.org/wiki/Antoine_Lavoisier

Perubahan Itu Abadi

Annyeong 2023 ^^

Sudah lebih dua tahun ternyata aku tidak sempat menulis disini karena sibuk (?) semenjak mulai bekerja. Ya, aku sudah kembali bekerja. Sesuai jalan yang aku pilih. Menjadi guru kimia di SMA Negeri 20 Jakarta. Ya, aku lolos tes CPNS, alhamdulillah. 

Jauh dari suami, bekerja sambil mengurus anak, sungguh perubahan yang luar biasa dalam hidupku. Sungguh bukan pilihan hidupku sejak awal memutuskan untuk menikah. Apakah aku menyesal? Tidak. Aku menjalani ini atas kemauanku sendiri dengan ridho suami dan orang tua. Meski hati kecilku menaruh rasa bersalah untuk kedua jagoanku, tapi melihat mereka tumbuh dengan baik, aku bersyukur. 

Menjadi guru disini benar-benar tak ada kata santai. Tapi aku menikmatinya. Banyak banget yang mau diceritakan tapi nanti di postingan-postingan berikutnya deh. Terutama cerita tentang kelahiran anak ketiga, Qazi. 

Oiya, menyambut tahun 2023 rasanya tak afdhol kalau belum membuat target atau merapal harapan baru. Tak muluk-muluk, hanya satu yang aku inginkan sekarang. Suami pindah ke Jakarta, back to normal life menjalani hari-hari sebagai istri. 

My Featured Post

Si unik Kapur Barus

Sejarah Kapur Barus Kapur Barus sudah bukan lagi barang aneh dalam kehidupan kita. Hal ini selain karena pemanfaatannya juga dikarenaka...