Wednesday, April 1, 2020

Tes CPNS Ketiga "Menuju SKB"

Sebelumnya aku udah cerita tes CPNS perdanaku disini
 https://duniarantie.blogspot.com/2017/10/tes-cpns-perdana.html?m=1

Tes CPNS kedua kujadiin satu aja di postingan ini ya. Jadi ceritanya waktu itu sekitar Oktober 2018 aku dinyatakan lulus administrasi CPNS dan akan mengikuti tes SKD tanggal 14 November di Makassar. Karena saat itu aku ambil Formasi Kemenag sebagai Guru Kimia di Sulawesi Selatan. 

Tapi di awal november sebelum tes, suamiku memintaku pulang ke Pekanbaru untuk melahirkan disana. Ya, saat itu lagi hamil si kembar yang sudah berusia 7 bulan akhir. Begitu urus surat layak terbang dari rumah sakit, dokter bilang minggu itu juga aku harus berangkat kalau mau pulang, karena takutnya aku udah ga boleh naik pesawat lagi nantinya. 

Akhirnya kita diskusi dan memutuskan untuk tidak melanjutkan tes CPNS ini sekaligus juga cuti dari pekerjaanku sebagai guru di MI Ar-rahman Wamena.

***

Setelah kembali lagi ke Wamena bersama Quthbie di bulan Oktober 2019, sempat ingin melanjutkan lagi menjadi guru di MI Ar-rahman. Tapi situasi sedang tidak kondusif saat itu, karna sebelumnya tanggal 23 september terjadi demo besar-besaran di wamena yang menyebabkan banyak para pendatang menjadi korban tewas. Sehingga suami melarangku mengajar dulu dan sementara fokus pada Quthbie dulu, dan kutunda niatku ini menunggu semester berikutnya saja. 

Siapa sangka saat itu orang-orang lagi sibuk daftar CPNS 2019, diskusi dengan suami akhirnya kita pilih tes CPNS di Jakarta sebagai guru Kimia. Kenapa Jakarta? Sejak awal kita maunya antara Pekanbaru atau Makassar, tapi saat itu yang tersedia hanya sebagai Guru IPA. Emang sih pendidikanku memungkinkan untuk mengambil formasi tersebut, hanya saja aku sudah terlanjur cinta kimia (hahaha) jadi pilihan kota besar lainnya yang memungkinkan hanya Jakarta. Bekerja bagiku bukan hanya masalah mencari uang atau berbagi ilmu. Tapi harus menjadi tempat bertumbuh dan berkembang yang baik untuk Quthbie. Di Jakarta menurut kami, memiliki banyak pilihan untuk mencari tempat pendidikan yang baik bagi Quthbie. Kerasnya kota Jakarta kelak juga akan membuatnya menjadi pribadi yang kuat dan berwawasan luas. Semoga pilihan kami ini tepat nantinya. Bismillah. 

Setelah selesai mendaftar secara online di akhir november, aku mulai mengisi hari-hariku dengan mengerjakan soal sambil momongin Quthbie yang lagi aktif-aktifnya. Disaat yang sama aku juga menyadari aku sedang hamil karna terlambat haid 🤣

Alhamdulillah pertengahan Desember aku dinyatakan lulus administrasi CPNS 2019, tinggal menunggu jadwal tes SKD saja lagi. Tapi di masa penantian itu, kami mendapat musibah. Aku mengalami pendarahan sejak awal januari, hingga akhirnya mengalami keguguran (next aku bakal ceritain ini).

Aku sempat down dan tidak menyentuh buku-buku soal lagi. Meski dari luar terlihat baik-baik saja, tapi ada luka yang kembali menganga di dalam hatiku. Wajah pucat Fathian terbayang-bayang kembali, aku sampai tak sanggup melihat janinku yang harusnya sudah berusia 11 minggu dikubur disamping rumah. Untung suamiku kuat dan selalu ada menyemangatiku. Meski ku tau, hatinya pun patah. 

Minggu kedua februari jadwal SKD ku pun keluar yaitu tanggal 20, aku mulai giat belajar lagi, bahkan sampai tengah malam disaat Quthbie sudah nyenyak. Tanggal 16 kita berangkat ke Jakarta, tapi sedihnya tanggal 18 suamiku harus kembali lagi ke Wamena dan tidak jadi menemaniku tes karna ada masalah di pekerjaannya. Mau sedih tapi ga bisa, karna sekali aku jatuh pada perasaan sedihku, maka aku butuh waktu untuk menyusun kembali serpihan-serpihan semangat itu, sedangkan aku sudah tak punya waktu, H-2 aku harus tes. 

Tanggal 20 Februari, dari jam 4 pagi aku sudah bangun dan bersiap diri. Quthbie yang ga mau bangun-bangun terpaksa langsung ku ganti saja bajunya. Lalu kami berangkat ke Kantor Walikota Jakarta Timur, karna aku dapat sesi pertama, dimana satu jam sebelum tes aku sudah harus di lokasi.  Quthbie kutitipkan pada adikku, Haris. Alhamdulillah Quthbie anteng dalam tidurnya sampai aku selesai tes.

Selama tes, secepat mungkin aku mengerjakan soal-soal yang ada. Yang menurutku sulit atau membingungkan langsung di skip aja. Begitu waktu tinggal setengah jam lebih, aku baru sadar belum mengerjakan soal TKP. Kuhitung berapa soal benar menurutku TWK dan TIU yang sudah kukerjakan, setelah yakin udah dapat nilai pas-pas makan. Akhirnya kutinggalkan TIU dan segera selesaikan TKP. Begitu TKP selesai, masih ada waktu sekitar 7 menit untuk selesaikan TWK dan dan TIU yang kutinggalkan sebelumnya. Secepat kilat kukerjakan semuanya tanpa ada satu soal pun yang dilewatkan. Alhamdulillah aku lulus Passing Grade, TWK 100, TIU 135 dan TKP 150. 


Hari-hari selanjutnya penuh ketidakpastian, karna aku takut tidak lolos perangkingan seperti tes CPNS 2017 sebelumnya. Cuma uda, suamiku selalu bilang, tak perlu takut, kalau rejekinya lulus insyaa Allah, kalau ga ya berarti rejekinya bukan dari situ.

Tepat tanggal 24 Maret sore, setelah molor satu hari, alhamdulillah aku dinyatakan lolos ke tahap SKB.


Syukur alhamdulillah juga aku sudah memiliki sertifikat pendidik sejak tahun 2016 yang lalu. Sehingga aku tak perlu  lagi mengikuti tes, cukup datang dan membuktikan keaslian sertifikatku serta sudah diupload saat pendaftaran awal.

Tapi karna dunia lagi ditimpa virus Covid19,  dan Indonesia salah satu negara yang terdampak, ditambah Jakarta menjadi kota Zona paling merah, maka tes SKB ini ditunda hingga waktu yang belum dapat dipastikan.

Aku pun pulang ke Pekanbaru, menikmati isolasi diri selama 14 hari kedepan bersama Quthbie, sebab kami baru pulang dari Jakarta. Btw, ini hari ke-5 aku di Pekanbaru. 

My Featured Post

Si unik Kapur Barus

Sejarah Kapur Barus Kapur Barus sudah bukan lagi barang aneh dalam kehidupan kita. Hal ini selain karena pemanfaatannya juga dikarenaka...