Thursday, November 29, 2018

Drama Pengajuan Nikah II (latepost)

Awalnya ragu mau lanjutin cerita ini, karena udah basi banget untuk diceritain. Tapi ya udahlah, why not kan?

Urusan pengajuan nikah ini tinggal nunggu tanda tangan dari komandannya calon suami aja lagi, padahal persiapan dan lain-lain udah kelar semua. Undangan udah disebar, w.o udah di DP, waktu udah mepet banget. Ujung-ujungnya bikin aku merajuk dan rewel minta ampun sama uda. Bukan karena aku gak percaya dengan usaha kerasnya uda, tapi karna aku pun terdesak disini.

Sampai akhirnya uda berhasil dapatin tanda tangan komandannya sebelum beliau berangkat ke jayapura. Sujud syukur dibuatnya. Tapi masalah ga selesai sampai disitu, karena uda susah dapat tiket untuk ke jayapura. Aku sampai nangis liatin trav**oka. Gak ada tiket dari wamena ke jayapura untuk beberapa hari ke depan. Padahal uda harus ke kendari dulu untuk acara mapacci. Baru ke pekanbaru urus administrasi ke KUA.

Tapi Allah Maha Baik. Dengan bantuan temannya, setelah sehari sebelumnya nongkrong di bandara tanpa hasil, akhirnya uda dapat juga tiket hari itu. Alhamdulillah, uda keluar juga dari wamena tu.

Karena uda mau ada acara mapacci di rumahnya, dan setelah kami diskusikan akhirnya aku balik lagi ke KUA minta tenggat waktu. Harusnya kami ke KUA sekalian bawa SIN itu 5 hari sebelum acara, tepatnya senin 16 april. Aku minta mundur tanggal 17 april.

Dengan pertolongan Allah, alhamdulillah uda sampai juga ke Pekanbaru dan nginap di hotel semalam. Paginya baru ke rumahku dan berangkat ke KUA. Dan kalian tau, ternyata masalah ga selesai sampai disitu. Ternyata dokumen yg selama ini aku dan ibuku urus di kelurahan belum SELESAI. Allahu, sesak dadaku dibuatnya. Akhirnya dari KUA aku dan uda ke kelurahan urus dokumenku yang belum selesai, huhuhu. Eh, bu Lurah ga ada di tempat pula. Kami tungguinlah sambil tenangin ibu yang panik di rumah pas dengar kabar urusan kami yang belum selesai. Karena ceritanya sudah H-4 lho.

Besoknya kami balik lagi ke KUA antar berkas yang kurang tersebut. Alhamdulillah akhirnya benar-benar clear urusan administrasi ini. Setelah itu kami berdua pergi refreshing sambil beli beberapa printilan yang dibutuhkan di baju PDU uda, mau pulang eh kejebak hujan, kami pun nongkrong di tempat karaoke. Pulang-pulang, tenda dan pelaminan udah mulai dipasang. Akunya juga kena omel karena pergi kelamaan sama uda. Katanya sih pamalih. Tapi ya akunya coba jelasin aja baik-baik.

Besoknya aku udah mulai dipingit. Ga boleh keluar dan ketemu uda sama sekali. Lagian uda juga sibuk mau urus acara sangkur pora. Untungnya di waktu yang serba mepet ini aku udah mulai bisa mengendalikan diri, mungkin karna udah ada uda disini. Aku udah gak panik lagi sedikitpun, karena uda selalu punya kata-kata ajaib yang bisa menenangkanku.

Hari yang kami nanti-nanti selama bertahun-tahun ini dengan perjuangan keras akhirnya tiba. Dengan bismillah kami mulai lagi semua dengan langkah baru. 21 April 2018, tak terasa air mataku menetes saat dia dan ayahku selesai mengucapkan ijab kabul. Berpindah sudah tanggung jawab ayahku ke uda. Orang asing yang kini sah menjadi suamiku. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Engkau kabulkan lagi satu do'aku.

My Featured Post

Si unik Kapur Barus

Sejarah Kapur Barus Kapur Barus sudah bukan lagi barang aneh dalam kehidupan kita. Hal ini selain karena pemanfaatannya juga dikarenaka...