Aku merasa politik Indonesia malah semakin kacau semenjak pemilihan calon legislatif 9 April 2014 yang lalu. Gimana gak? Mulai dari banyaknya kecurangan-kecurangan, suap menyuap, sibuknya para politikus VIP mengenai koalisi-koalisi, calon-calon presiden yang mulai berguguran, sampai munculnya berita-berita yang mulai diragukan kebenarannya.
Menjelang Pilpres ini yang tersedia memang hanya dua orang calon presiden, Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Harusnya masyarakat semakin mudah menentukan pilihan. Kalo gak yang kanan ya yang kiri. Tapi karena pemberitaan-pemberitaan yang simpang siur, kacau balau, seperti sampah beserak, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mulai ragu menentukan pilihannya, tidak sedikit pula yang terlalu fanatik pada pilihannya. Banyaknya kampanye hitam dan kampanye negatif yang berseliweran di semua media, banyaknya para pers/awak media dan pengamat politik yang sudah tidak lagi netral mengemukakan pendapat, belum lagi argumen-argumen rakyat yang fanatik pada pilihannya menyebabkan terjadinya perang terselubung di berbagai sosial media ikut menambah daftar rangkaian kekacauan politik kita.
Negara kita ini satu, presiden kita nanti juga satu, dan sudah pasti dia adalah putra terbaik negeri pilihan rakyat. Apa gunanya perang argumen tak berkesudahan yang menyebabkan hilangnya keharmonisan, toleransi dan tenggang rasa diantara sesama kita? Kita ini saudara. Pemilihan presiden ini untuk menuju Indonesia baru yang lebih baik, bukannya perang saudara yang ingin saling berebut kekuasaan!!!
Hak bebas berpendapat mulai digunakan secara sembrono dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Entah pada kemana jiwa pancasila anak-anak negeri ini. Belajar PPKn sudah sedari SD, belajar agama sudah sedari kecil, tapi yang terlihat tidak mencerminkan seperti apa itu manusia yang bermoral. Menyedihkan.
Aku menulis pendapatku ini karena semakin jengah melihat berita di televisi, melihat berita di internet, link-link yang sering di share teman-teman, perang argumen teman-teman di twitter dan facebook. Aku tak melihat adanya manfaat disana, hanya ada kebencian dan pemujaan yang tidak pada tempatnya. Aku jadi takut melihat apa yang terjadi nanti kalau pilpres 2014 berakhir. Jika nanti jagoan mereka kalah, akankah mereka bisa ikhlas menerima kemenangan saudaranya? Bisakah mereka ikut berpartisipasi membangun negeri bersama saudaranya yang menang? Atau coba kita balik, jika jagoan mereka menang bisakah mereka menerima tanpa mencela saudaranya yang kalah? Bisakah mereka merangkul pundak-pundak saudaranya yang kalah untuk membangun negeri?
Harapanku terlalu besar untuk negeri ini. Melihat visi misi para capres kita, aku bisa merasakan harapan itu mungkin bisa saja terwujud. Jadi siapapun yang terpilih, aku sudah siap untuk dipimpin. Aku berharap presiden dan pemerintahan kita nanti benar-benar amanah dalam bertugas, aku berharap semua rakyat bisa bersatu padu ikut menyukseskan program-program pemerintah, aku berharap semua rakyat bisa ikut mengawasi jalannya roda pemerintahan, dan aku berharap harapan Indonesia Baru yang lebih baik bisa terwujud.
Aamiin ya Allah.
Yuk, sama-sama beristighfar dan berdoa memohon perlindungan Allah untuk negeri ini ^_^