Wednesday, March 13, 2013

Untuk Kamu ♥

Lagi dan lagi kamu...
Waktu seolah-olah sedang bermain dengan menghadirkan kamu lagi dan lagi
Cinta seolah-olah sedang berputar dengan membawa kamu lagi dan lagi
Tapi semua telah berbeda
Aku, kamu, kita... tak ada yang seperti dulu
Bahkan termasuk rasa itu sendiri

Lagi dan lagi kamu...
Membawa kembali sejuta memori yang tertinggal di masa lalu
Membawa kembali seculi rasa yang tersisa di masa itu
Tapi semua memang telah berbeda
Cita, mimpi, cinta... tak ada yang seperti dulu
Bahkan termasuk rindu itu sendiri

Hanya dengan terus berbenah diri aku bersabar menanti ending kisah hatiku...
Tentang kita, apa jadinya???

Love Story Part 2


Okee... setelah sekian lamanya otak terkuras karena menyusun proposal, akhirnya bisa nge-post lagi soal lanjutan love story ini...

Part 2

Namanya Ricky. Aku mengenalnya saat aku masih kelas 1 SMA. Usiaku baru saja menginjak 16 tahun saat itu. Aku kenal dia dari temanku. Aku memanggil dia kakak. Dia sama sepertiku, anggota OSIS juga. Dia adalah senior kelas XI IPA 2. Awalnya hubungan kami biasa saja, tapi karena sms-an hampir setiap hari, kami jadi dekat. Dan ini membuat kami terkena gossip. Teman-temanku mulai bertanya, teman-temannya mulai bertanya. Tapi karena hatiku yang baru saja mulai melepas cinta lama, aku benar-benar tak peduli. Bahkan kurasa Kak Ricky takkan punya rasa seperti yang dibilang orang-orang. Siapa sangka dia akan jadi first love-ku yang paling menyedihkan.

Tapi lama-lama gossip itu bikin panas kupingku juga. Aku mulai merasa Kak Ricky mulai berlebihan. Aku merasa Kak Ricky suka padaku. Meski itu hanya pikiran naïfku saja, tapi aku mulai khawatir. Aku mulai mengarang cerita aku suka sama Kak Jammes, kakak seniorku di ekskul PMR, rekan satu anggota OSIS juga, senior XI IPS 1. Tapi ternyata karanganku ini berefek pada salah seorang temanku, aku tak tahu kalo dia suka pada Kak Jammes. Untungnya dia menilai positif perasaan pura-pura ku itu dengan mengajak bersaing secara sehat tanpa merusak persahabatan kami.

Meski Kak Ricky percaya, tapi perhatian dia tak berubah. Bahkan kami semakin dekat. Aku rasa aku juga suka, tapi bukan rasa suka seperti yang difikirkan orang-orang. Aku menganggap dia sebagai kakakku.

Kekhawatiranku mulai berlebihan. Jadi ketika Deddy mendekatiku, aku memberikan dia jalan. Deddy adalah anak SMA 1 Lirik. Aku mengenalnya saat technical meeting Tournament Futsal di sekolahku. Anaknya putih dan agak chinese, karena matanya sipit. Aku menceritakan semua tentang Deddy pada Kak Ricky. Tapi dia seolah tak peduli pada curhatku itu. Dia malah minta diperhatikan, mengeluh karena sedang sakit, manjanya. Sampai ternyata seminggu setelah kenal Deddy, dia menembakku. Sejalan dengan itu Kak Ricky bilang sayang padaku. Aku bingung. Sampai-sampai aku minta waktu pada Deddy untuk mikirin jawaban itu. Karena jujur hatiku tak berpihak pada siapa-siapa.

Malam itu juga aku bilang sama Kak Ricky, kalau aku juga sayang dia sebagai kakakku, aku juga bilang aku sudah jadian dengan Deddy. Tapi tak ada balasan dari Kak Ricky. Aku pun mengambil nafas dalam-dalam. Aku ketik sms itu untuk Deddy dan bilang iya aku mau jadi pacar dia.

Tapi hubungan kami singkat. Hanya seminggu. Aku tak bisa berpura-pura mencintai Deddy, sedangkan dia sering nekat ingin bertemu denganku. Mau bagaimana, sejak dia nembak sampai aku mutusin dia, aku tak pernah mau bertemu dengannya. Jahatnya aku. Dan sejak itu juga aku akrab lagi dengan Kak Ricky.

Hari itu Rahmi mengajakku ngobrol. Dia bertanya tentang hubunganku dengan Kak Ricky. Apa adanya kubilang hanya sebatas kakak adik. Dan dia minta izin, kalau dia dekati Ricky, aku takkan apa-apa kan. Aku hanya tertawa, pertanyaan macam apa itu? Tapi ternyata pertanyaan itulah yang membawaku ke dalam luka yang lebih dalam lagi. Mungkin ini karmaku. Malam itu Kak Ricky bertanya pendapatku tentang Rahmi. Bahkan dia bilang mau nembak Rahmi. Awalnya aku tak merasakan apa-apa, bahkan dengan semangat 45 aku mendukungnya. Tapi ketika tahu mereka benar-benar jadian, air mataku pun pecah. Dadaku sesak seketika. Aku tak rela. Bahkan esok paginya aku menangis pada Miki sehabis upacara. Aku menjadi cewek bodoh seketika.

Ini pertama kalinya aku seperti ini. Hari-hariku pilu. Tapi pelan-pelan waktu mulai mengobati. Mungkin karena perhatian dan sayang Kak Ricky yang tak berubah terhadapku. Bahkan terkesan semakin bertambah-tambah. Tapi sebenarnya ini salah. Hanya saja perasaan yang terluka ini terus saja mencari pembenaran. Kedekatan kami ini membuat Rahmi cemburu. Mungkin benar aku yang lebih dulu kenal dan dekat dengan Ricky. Mungkin benar kami hanya kakak adik. Tapi tetap saja proses yang kami jalani tanpa kami sadari telah melewati batas-batasnya.

Kecemburuan Rahmi padaku membuat berhembus berita buruk tentangku yang menjadi orang ketiga. Tentang aku yang terang-terangan mendekati Ricky, sampai main ke rumahnya tak kenal waktu. Tentang aku yang terus-terusan menguhubunginya untuk merebut Ricky dari Rahmi. Gossip ini membuatku gila. Aku banyak kehilangan teman-temanku. Sampai akhirnya Rahmi meminta ingin berbicara denganku. Dari matanya aku dapat melihat kemarahan itu. Tapi mungkin karena dia telah menganggapku sebagai kakaknya, dia pelan-pelan menyampaikan gundah yang dirasakannya. Dia memintaku untuk tak lagi berhubungan apa-apa dengan Ricky. Sebenarnya aku sudah sering mengatakan ini pada Kak Ricky. Tapi kak Ricky memang orang yang keras kepala. Dia tak peduli apa kata orang. Menurutnya tak ada yang salah dengan hubungan kami ini. Apa salahnya dia menganggapku adik. Apa salahnya dia juga menyayangiku.

Aku menyampaikan permintaan Rahmi pada Kak Ricky, tapi ya dia memang keras kepala, apa mau dikata. Bahkan dia meminta setiap kali aku dan dia sms-an, langsung saja dihapus. Hatiku yang masih saja berharap, hatiku yang masih saja terluka, hatiku yang bersedih melihat kecemburuan Rahmi, membuatku lemah. Sampai akhirnya mereka putus. Tapi hubunganku dengan Ricky tetap saja seperti itu. Dan dia mulai sibuk dengan persiapan UN-nya.

Tapi siapa sangka, saat usiaku akan 17 tahun, ternyata Kak Ricky sudah jadian saja dengan Kak Vina. Anehnya dia tak pernah cerita, bahkan mereka backstreet dariku. Aku tahu dari Kak Vina. Mungkin dia kasihan padaku yang masih saja diam-diam berharap. Aku lagi-lagi menangis. Bahkan Yolan sampai-sampai mau melabrak Kak Ricky karena terus mempermainkan perasaanku. Untung aku menahannya. Cepat-cepat aku menghapus airmataku dan sebisa mungkin untuk tidak larut. Sejak itu aku putuskan untuk menutup kisah itu. Hubungan kami masih tetap seperti biasanya, tapi aku tak lagi begitu mempedulikannya.

Ricky selalu hadir dalam kehidupanku kapan dia suka. Kapan dia bisa. Kapan dia butuh aku. Karena adiknya. Tapi kehadirannya yang lagi dan lagi itu terkadang membuatku terombang-ambing berkali-kali. Dasar cowok PHP. Tapi lagi-lagi waktu juga yang mendewasakanku. Mungkin hubungan inilah yang paling benar. Kakak adik. Cinta hanya akan membawa kesengsaraan bagi kami berdua. Aku melepasnya dengan rela tanpa beban. 

hikmah : jangan sampai cinta membuatmu terpuruk, karena cinta butuh waktu untuk memperlihatkan kebahagiaannya yang hakiki pada mereka yang sabar dan ikhlas menjalani hidup.

My Featured Post

Si unik Kapur Barus

Sejarah Kapur Barus Kapur Barus sudah bukan lagi barang aneh dalam kehidupan kita. Hal ini selain karena pemanfaatannya juga dikarenaka...