Aku selalu mencoba untuk percaya
Ini adalah jalan terbaik yang diberikan Allah untukku melalui kamu
Mungkin juga ini teguran untukku,
Mengingat cinta ini mulai membutakanku dalam berjalan
Aku hanya perlu ikhlas menjalani kehidupan ini
Hanya perlu slalu mempercayai ketentuan Nya
Hanya perlu slalu berjalan lurus menuju Nya
Maka takkan lagi ada airmata sia-sia
Maka takkan lagi ada khawatir berkepanjangan
"wanita yang baik kelak akan mendapatkan pria yang baik pula"
baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah...
baik tak selalu berarti sifatnya...bisa jadi waktunya, bisa jadi caranya
maka hanya dengan sabar dan ikhlas kita akan menemukan
karna semua akan indah pada waktunya,
seperti menanti kuncup mawar mekar
seperti menanti kupu-kupu keluar dari kepompong
seperti menanti senja berikutnya...
Inilah aku dan perjalananku. Nikmati semua cerita dan postinganku tanpa berusaha menghakimiku.
Monday, December 24, 2012
Sunday, November 18, 2012
Rindu Senja
Sayang aku rindu...
hanya itu kalimat yang slalu bersenandung di hatiku kala mengingatmu...
betapa itu terasa amat menyesakkan...
betapa itu terasa amat menyebalkan...
tapi tak dapat pula aku pungkiri,
betapa itu membuatku semakin tersadar akan rasaku terhadapmu...
Ya,
sayang aku rindu...
seperti gerimis yang turun malu-malu di senja ini...
menemani tiap kata yang ku utarakan dalam hembusan nafas
dan betapa itu membuat langkahku semakin kaku
karna tak mampu mengatakan dengan benar apa mauku...
Benar sayang...aku rindu
andaikan jalan itu sudah terbuka untuk kita
takkan lagi aku pedulikan ruang dan waktu
kupastikan aku ada di depanmu saat rasa itu hadir
dan katakan dengan benar,
sayang aku rindu...
hanya itu kalimat yang slalu bersenandung di hatiku kala mengingatmu...
betapa itu terasa amat menyesakkan...
betapa itu terasa amat menyebalkan...
tapi tak dapat pula aku pungkiri,
betapa itu membuatku semakin tersadar akan rasaku terhadapmu...
Ya,
sayang aku rindu...
seperti gerimis yang turun malu-malu di senja ini...
menemani tiap kata yang ku utarakan dalam hembusan nafas
dan betapa itu membuat langkahku semakin kaku
karna tak mampu mengatakan dengan benar apa mauku...
Benar sayang...aku rindu
andaikan jalan itu sudah terbuka untuk kita
takkan lagi aku pedulikan ruang dan waktu
kupastikan aku ada di depanmu saat rasa itu hadir
dan katakan dengan benar,
sayang aku rindu...
Tuesday, October 9, 2012
Senja-ku
Ya, aku baru mengenalnya. Ya, aku belum memahami dirinya. Ya, aku masih kekanak-kanakan. Ya, yang aku tau aku mencintainya.
Hari itu aku menanti senja. Menanti kemana hatiku akan melangkah.
Di hadapanku ada dia, sedangkan kamu dengan acuhnya bermain disana.
Banyak hal yang mengganggu pikiranku saat itu. Tapi aku mencoba untuk tetap tenang.
Karna aku harus bisa membaca hatiku sendiri.
Baik-baik aku mendengarkan kesungguhannya, tapi lambat laun aku mulai cemas.
Aku mencemaskan kamu. Aku tak ingin kamu salah paham.
Maka aku pun lari. Aku tak bisa menghadapi dia sedangkan kamu tepat di belakangku.
Hari itu senja mulai turun. Waktu berbuka pun tiba.
Pelan-pelan kuketik sms itu dengan hati pasti.
Ya, aku katakan aku memilihmu padanya.
Setelah berhari-hari hatiku gundah, tangisku pun akhirnya pecah.
Tangisku ini adalah ibaku untuknya. Tangisku ini adalah jalanku menujumu.
Senja telah lama berlalu. Tapi aku masih tak tau bagaimana harus menghadapimu.
Aku masih tak tau bagaimana caranya mengatakan ini kepadamu.
Bahwa aku memilihmu untuk sebuah alasan yang masih sedang kucari.
Ya, aku masih baru mengenalnya. Ya, aku masih belum memahami dirinya. Ya, aku masih sedikit kekanak-kanakan. Ya, yang aku tau aku masih mencintainya.
Ada masanya aku terbelenggu egoku dan menjadi sangat lelah.
Aku mulai melihat semua ini dari sisiku tanpa melihatmu lagi.
Aku mulai membanding-bandingkan.
Aku mulai menuntut lebih dan mengharapkan kesempurnaan.
Dan aku mulai menangis. Menyalahkanku menyalahkanmu.
Tapi ada pula masanya aku mengerti maumu dan menjadi sangat tabah.
Aku mulai memikirkan inginmu tanpa melihat ambisiku.
Aku mulai menimbang-nimbang.
Aku mulai menerima apa pun yang menjadi kekuranganku dan kekuranganmu.
Dan aku mulai berfikir. Memahamiku memahamimu.
Tanpa kusadari ternyata banyak senja yang telah kita lewati untuk beberapa waktu ini.
Meski senja tak selalu sama, harapku untuk kita masih sama.
Ya, aku terus belajar mengenalnya. Ya, aku terus belajar memahami dirinya. Ya, aku terus belajar dewasa. Ya, yang aku tau aku terus belajar mencintainya.
Hari itu aku menanti senja. Menanti kemana hatiku akan melangkah.
Di hadapanku ada dia, sedangkan kamu dengan acuhnya bermain disana.
Banyak hal yang mengganggu pikiranku saat itu. Tapi aku mencoba untuk tetap tenang.
Karna aku harus bisa membaca hatiku sendiri.
Baik-baik aku mendengarkan kesungguhannya, tapi lambat laun aku mulai cemas.
Aku mencemaskan kamu. Aku tak ingin kamu salah paham.
Maka aku pun lari. Aku tak bisa menghadapi dia sedangkan kamu tepat di belakangku.
Hari itu senja mulai turun. Waktu berbuka pun tiba.
Pelan-pelan kuketik sms itu dengan hati pasti.
Ya, aku katakan aku memilihmu padanya.
Setelah berhari-hari hatiku gundah, tangisku pun akhirnya pecah.
Tangisku ini adalah ibaku untuknya. Tangisku ini adalah jalanku menujumu.
Senja telah lama berlalu. Tapi aku masih tak tau bagaimana harus menghadapimu.
Aku masih tak tau bagaimana caranya mengatakan ini kepadamu.
Bahwa aku memilihmu untuk sebuah alasan yang masih sedang kucari.
Ya, aku masih baru mengenalnya. Ya, aku masih belum memahami dirinya. Ya, aku masih sedikit kekanak-kanakan. Ya, yang aku tau aku masih mencintainya.
Ada masanya aku terbelenggu egoku dan menjadi sangat lelah.
Aku mulai melihat semua ini dari sisiku tanpa melihatmu lagi.
Aku mulai membanding-bandingkan.
Aku mulai menuntut lebih dan mengharapkan kesempurnaan.
Dan aku mulai menangis. Menyalahkanku menyalahkanmu.
Tapi ada pula masanya aku mengerti maumu dan menjadi sangat tabah.
Aku mulai memikirkan inginmu tanpa melihat ambisiku.
Aku mulai menimbang-nimbang.
Aku mulai menerima apa pun yang menjadi kekuranganku dan kekuranganmu.
Dan aku mulai berfikir. Memahamiku memahamimu.
Tanpa kusadari ternyata banyak senja yang telah kita lewati untuk beberapa waktu ini.
Meski senja tak selalu sama, harapku untuk kita masih sama.
Ya, aku terus belajar mengenalnya. Ya, aku terus belajar memahami dirinya. Ya, aku terus belajar dewasa. Ya, yang aku tau aku terus belajar mencintainya.
Saturday, June 16, 2012
2PM & T-ara menempati tempat ke-2 di Oricon Weekly Singles & Album Charts
2PM & T-ara menikmati kesuksesan mereka dengan rilis single terbaru mereka di Jepang.
Pada tanggal 6, 2PM merilis 4 single Jepang “Beautiful”. Setelah
minggu pertama penjualan, 2PM telah menjual dengan akgnka mengesankan
yaitu 141.236 copy, cukup baik untuk menempatkan mereka di tempat kedua
di Oricon Weekly Singles Chart.
Juga pada 6 Juni, T-ara merilis ‘Jewelry Box‘ debut studio album
Jepang dan setelah minggu pertama penjualan, mereka menjual total 57.102
eksemplar. Ini cukup baik untuk T-ara dan menempati tempat ke-2
pada Oricon Weekly Singles & Album Charts.
Selain itu, DVD ‘ARENA TOUR REPUBLIC OF 2PM‘ ditempatkan 2 pada
tempat DVD Oricon Weekly Peringkat sementara Big Bang ‘BIGBANG 1st
DOCUMENTARY DVD <extraordinary 20′s>‘ ‘ditempatkan ke-3.
Selamat !! ^^
Via allkpop
POST & INDOTRANS by fivie @ Real2pmindonesia
Saturday, March 24, 2012
on March, 23 2012
Dari pagi udah sibuk banget mau photo-photo Album Pengurus Himaprostpek UR,,
jalan kaki dari sekre Hima menuju depan rektorat UR..
meskipun pagi-pagi panasnya udah terik banget,
tapi kami semua tetep semangat buat photo-photo..
untung aja si "Gembel" sang photograper sabar banget liat polah kami..
bahkan dianya ikutan semangat..
ahahaaaa
abis tuu...siangnya langsung nge-charger tenaga buat berjojang malam ria,
terbukti pas maen-maen aku dan yessy ga ada capek-capeknya..
niat awalnya pengen bawa camdig buat foto-foto...tapi berhubung camdig nya dibawa fika pulkam,alhasil kami hanya mengitari pekanbaru dengan penuh semangat...
Panam-Jln Riau-Sudirman-Gobah-Harapan Raya-Marpoyan-Panam
sempat singgah dinner dulu di Ayam Penyet Ria cab.Batam...awalnya agak takut-takut gitu gara-gara pengunjungnya chinese semua...cuma bisa berdoa dalam hati kami ga salah tempat makan..hufh
Tapi jauh-jauh maen ujung-ujungnya ke PJ juga...ahaha
lumayanlah dapet satu kemeja maniss...
tapi abis tuuu kami ga langsung pulang,
kami malah mengintai si abang vespa...
memperhatikan dia dari kios orang,
mengawasi dia yang lagi berkemas...
udah kayak maen detektif-detektifan..
orang-orang bingung melihat kami yang berdiri sambil celingak celinguk melihat ke belakang..
sampe akhirnya kami merasa si abang udah siap buat pulang, kami langsung buru-buru ngambil motor...si yessy paling laju jalannya..hehee
kami celingak-celinguk lagi melihat ke dalam...berharap si abang belum menghilang...eheh tau-tau dia nongol di depan kami...kami mengikuti dari belakang sambil si yessy ngambil foto-foto abang itu..
sesekali dia melihat ke arah belakang, dia menunggu temennya nyusulin dia...
dia sempat berhenti, dan melanjutkan lagi perjalanan pulang..
serius gila kami mengintai si abang vespa sampai balam sakti...ngikutin dia dari belakang sambil curi-curi fotonya..mana tuh abang pake kacamta bulat gitu rupanya,,lucu deh...
pas ngeliat plat nomornya,ternyata si abang dari sumbar..
"ahahaa...sakiroe urang bukik", seru yessy
ya ampunnn....something...benar-benar malam yang something banget...
kami asik ketawa-ketiwi aja menyadari tingkah kami yang benar-benar di luar dugaan..jojoBa...emank pas banget buat kami...jomblo malah seneng....ahahaaaa
salah satu malam yang ga akan terlupakan bersama zoey dan si abang vespa-nya ^_^
jalan kaki dari sekre Hima menuju depan rektorat UR..
meskipun pagi-pagi panasnya udah terik banget,
tapi kami semua tetep semangat buat photo-photo..
untung aja si "Gembel" sang photograper sabar banget liat polah kami..
bahkan dianya ikutan semangat..
ahahaaaa
abis tuu...siangnya langsung nge-charger tenaga buat berjojang malam ria,
terbukti pas maen-maen aku dan yessy ga ada capek-capeknya..
niat awalnya pengen bawa camdig buat foto-foto...tapi berhubung camdig nya dibawa fika pulkam,alhasil kami hanya mengitari pekanbaru dengan penuh semangat...
Panam-Jln Riau-Sudirman-Gobah-Harapan Raya-Marpoyan-Panam
sempat singgah dinner dulu di Ayam Penyet Ria cab.Batam...awalnya agak takut-takut gitu gara-gara pengunjungnya chinese semua...cuma bisa berdoa dalam hati kami ga salah tempat makan..hufh
Tapi jauh-jauh maen ujung-ujungnya ke PJ juga...ahaha
lumayanlah dapet satu kemeja maniss...
tapi abis tuuu kami ga langsung pulang,
kami malah mengintai si abang vespa...
memperhatikan dia dari kios orang,
mengawasi dia yang lagi berkemas...
udah kayak maen detektif-detektifan..
orang-orang bingung melihat kami yang berdiri sambil celingak celinguk melihat ke belakang..
sampe akhirnya kami merasa si abang udah siap buat pulang, kami langsung buru-buru ngambil motor...si yessy paling laju jalannya..hehee
kami celingak-celinguk lagi melihat ke dalam...berharap si abang belum menghilang...eheh tau-tau dia nongol di depan kami...kami mengikuti dari belakang sambil si yessy ngambil foto-foto abang itu..
sesekali dia melihat ke arah belakang, dia menunggu temennya nyusulin dia...
dia sempat berhenti, dan melanjutkan lagi perjalanan pulang..
serius gila kami mengintai si abang vespa sampai balam sakti...ngikutin dia dari belakang sambil curi-curi fotonya..mana tuh abang pake kacamta bulat gitu rupanya,,lucu deh...
pas ngeliat plat nomornya,ternyata si abang dari sumbar..
"ahahaa...sakiroe urang bukik", seru yessy
ya ampunnn....something...benar-benar malam yang something banget...
kami asik ketawa-ketiwi aja menyadari tingkah kami yang benar-benar di luar dugaan..jojoBa...emank pas banget buat kami...jomblo malah seneng....ahahaaaa
salah satu malam yang ga akan terlupakan bersama zoey dan si abang vespa-nya ^_^
Friday, March 23, 2012
“NASIB SI ANAK HONORER”
Tiba-tiba gerimis mengguyur tanah melayu ini, padahal senja baru saja turun. Aku disini, duduk di teras rumah kebanggaanku, terpaku melihat sosok yang tak asing di mataku. Nadya. Ya dia adalah tetanggaku. Sahabatku dulu. Teman terbaik yang pernah kupunya. Namun, sejak kejadian itu dia berubah. Dia bukan lagi Nadya yang kukenal. Bukan lagi Nadya yang selalu ceria dan penuh semangat. Tiba-tiba gadis yang sedang sedari tadi kuamati itu melihat kearahku. Melihat dengan wajah yang tak lagi bersahabat. Dia membenciku. Itu pikirku sejak dulu, bahkan sampai saat ini.
“Aska”, sapa Mama.
“Hmm, iya Ma. Ada apa?”, jawabku sekenanya.
“Mama mau ke mini market, kamu bisa antar Mama sekarang?”.
“Sekarang?”
“Iya. Soalnya Pak Karman belum balik-balik dari menjemput Citra”
“Baik, Ma. Sebentar. Aska mau ganti pakaian dulu”.
Setelah berganti pakaian, aku segera menuju mobil. Menemani Mama berbelanja. Berkali-kali aku tidak nyambung dengan arah pembicaraan Mama. Aku tidak fokus. Aku masih memikirkan Nadya. Aku masih tidak mengerti dengan jalan pikirannya. Haruskah aku ikut dipersalahkan dengan apa yang menimpanya?
“Masih Nadya?”, tanya Mama tiba-tiba.
“Ya, Ma”.
“Kamu udah coba untuk bicara dengannya?”.
“Dia selalu menghindar, Ma. Bagaimana Aska bisa bicara dengannya? Bahkan hari ini dia melihatku dengan tampang jijik. Apa salah Aska Ma?”
“Aska, tak ada yang salah dalam hal ini. Ini soal keadaan. Hanya saja Nadya tak bisa menerimanya. Dan dia melampiaskannya pada semua orang, termasuk sama kamu”.
“Malam ini Aska akan menemuinya, Ma”.
Sudah kuputuskan. Aku akan menemuinya. Aku sudah tak tahan dengan keadaan ini. Buat Nadya mungkin ini tidak penting, tapi untukku penting. Dia harus tahu itu. Dengan cepat aku melaju menuju rumah. Setelah isya nanti aku akan kesana. Sekeras apa pun dia coba untuk menghindariku.
***
Tok,tok,tok. Kuketuk pintu rumah sederhana itu. Pintu yang sudah dua tahun ini tak pernah kuketuk lagi. Berkali-kali kuketuk. Dan pintu pun dibukakan.
“Bang Aska?,” seru Maya kaget. Maya adalah adik Nadya satu-satunya.
“Siape tu Maya?” teriak Nadya dari dalam.
“Bang Aska, Kak”, jawab Maya sekenanya. Tapi tak ada jawaban lagi dari dalam. Seketika suasana jadi hening.
“Assalamu’alaikum May. Boleh abang masuk?”
“Eh, wa’alaikumsalam. Iye Bang boleh. Maaf Maya jadi tak sopan ke Abang”.
“Iya. Tidak apa-apa. Bisa kan panggilin Kak Nadya?”.
“Bise Bang, tapi May tak janji ye. Abang tau sendirilah Kak Nadya macam mana kini”
“Iyalah, abang tunggu. Tapi abang tunggu di depan ajalah ya. Tak enak pula rasanya kalo diliat orang”.
“Iye bang. Tunggu sekojap ye”.
Aku memandang kedepan dengan tatapan kosong. Nadya sekarang hidup berdua saja dengan Maya. Hidup dua kakak beradik ini sudah berjalan dua tahun sejak Ayahnya meninggal. Sedangkan Ibunya, sudah tiada sejak melahirkan Maya. Ayah dan Ibu Nadya adalah guru. Tapi honorer. Tak pernah diangkat menjadi PNS.
“Kenape tibe-tibe kau datang lagi? Tak sadar kau aku tak mau jumpe kau lagi?”, cecar Nadya tiba-tiba. Ah, aku rindu pada logat bicaranya yang tak pernah berubah itu.
“Nad. Kurasa kita perlu bicara. Aku ga’ ngerti kenapa kamu tiba-tiba jadi kayak gini?”, jawabku lembut.
“Sampai sekarang tak juge kau tahu apa sobab’e?”.
“Apa hubungan Ayahmu denganku?”.
“Kalian semua orang kaye same je. Takkan pernah mengerti dengan apa yang dirasakan orang kecil”.
“Nadya. Kenapa pikiranmu jadi sedangkal ini? Kamu samakan semua orang tanpa alasan. Bahkan pada aku sahabatmu dulu? Ini tak adil untukku”.
“Ka. Apa yang kau tahu tentang kehidupan ini? Tak ada yang adil. Kami orang pribumi, kami pula yng tertindas. Mentang-mentang kami miskinkah? Takkah kau lihat kini keadaan kami? Hidup dua beradik dengan serba kekurangan sejak ditinggal mati Bapak kami. Tanpa siapapun yang peduli pada kami. Bahkan kau, Aska”, ucap Nadya dengan suara bergetar. Dapat kulihat Maya mulai meneteskan airmata melihat pertengkaran kami.
“Nad, aku...”
“Sudahlah Aska, kau takkan ngerti. Sekolah kau aja yang tinggi. Tapi hati kau tak punye. Kau lihat kini si Maya. Tak lagi die sekolah gara-gara aku tak punya uang lebih. Sekolah gratis ape? Dana BOS ape? Omong kosong segala’e. Mamak Bapak aku guru. Tak satupun jadi pegawai. Padahal mereka lah mengabdi lebih dua puluh tahun. Sejak aku belum lahir ke dunia ini lagi. Janji-janji busuk saje yang dilontarkan. Tak ada realisasinya. Hanya karena kami tak beduitkah? Karena kami tak bisa menyuap? Sekarang merekalah tiade, ade yang peduli? Tak satupun yang menghargai jase mereka. Makin pintar kalian, makin tak berhati kalian. Sekolah tinggi-tinggi hanya untuk mencari duit yang tak halal. Di negeri ni, yang beduitlah yang berjaye, bahkan untuk orang-orang macam kau, Aska”.
“Aku mengerti dengan apa yang kamu rasakan. Tapi kamu ga bisa samakan aku dengan orang-orang itu Nad”
“Tak sadar kau dengan apa yang bari ku sobut tadi? Kau akan same aje dengan budak-budak nerake tu. Kau kini da kuliah. Nak kuliah saje orang tue kau da habiskan banyak uang. Suap sana-sini biar bise dapat bangku. Selagi belajar kau juga pasti banyak tak jujur. Nanti lepas tu kau kerja disane. Tabiat kau kelak akan same dengan mereka Aska. Karena sejak awal saje jalan kaulah tak benar. Aku benci dengan mereka. Benci dengan orang-orang yang kelak membiarkan kau akan jadi macam tu. Dan aku benci dengan kau”.
Aku terdiam seketika. Itulah salahku. Kulihat mata Nadya sudah berkaca-kaca. Airmata itu masih terbendung disana. Aku tak bisa melihat airmata itu jatuh dihadapanku. Aku memilih pergi meninggalkannya yang masih berdiri didepan pintu. Aku pulang.
Di rumah kulihat Mama dan Papa sedang menonton televisi. Disana terlihat potret mengenai sekolah dasar yang keadaannya sudah sangat memprihatinkan. Tak tersentuh pemerintah. Aku kesal. Aku langsung masuk kamar dan membanting pintu dengan keras. Kurebahkan tubuhku di atas kasur. Kata-kata Nadya masih terngiang-ngiang di telingaku. Semua kata-katanya benar. Hanya saja aku masih tak bisa terima disamakan. Aku sadar aku salah dari awal. Hanya karena ingin kuliah di universitas Negeri kulakukan semuanya. Begitu pula dengan orang tuaku. Bahkan sampai kepada hal yang tidak benar. Apakah harus seperti ini jalannya? Benar kata Nadya. Awalnya saja sudah tidak benar, kelak selanjutnya tidak akan benar pula. Solah-olah semua sudah menjadi tradisi. Kalau begini terus pendidikan di negeri ini memang takkan pernah bisa maju. Hanya akan diisi oleh orang-orang yang tidak benar. Tanpa sadar airmataku yang jatuh.
Ya Allah, dosaku telah sangat banyak. Aku bercita-cita menjadi guru. Tapi dari awal saja aku sudah menunjukkan ketidakpantasanku untuk menjadi seorang guru. Dalam belajar pun terkadang aku juga tidak benar. aku masih saja menyontek untuk mendapatkan nilai bagus. Untuk mendapatkan IPK lebih dari 3.00. Kelak aku akan jadi guru yanga bagaimana jika aku masih saja seperti ini? Ya, benar kata Nadya. Kelak tabiatku akan sama saja seperti mereka. Ya Allah, ampuni aku.
Tiba-tiba Mama masuk. Aku segera duduk. Aku tahu Mama akan bertanya tentang Nadya. Mama duduk disebelahku. Tanpa basa-basi segera kuceritakan semuanya. Tanpa ada yang dilebih-kurangkan. Mama pun terdiam. Dapat kulihat rasa bersalahnya juga. Tapi apa yang bisa dilakukan sekarang? Waktu tak bisa diputar ulang lagi. Hanya bisa berjalan terus ke depan sambil memperbaiki langkah.
Selepas Mama keluar aku segera menuju ke kamar mandi. Aku mengambil air wudhu. Aku mau shalat taubat. Aku mau memohon ampun pada Kahalik-ku. Kata-kata Nadya tadi menyadarkanku. Aku memang telah salah langkah dari awal. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang selain memohon ampun pada-Nya dan berusaha memperbaiki semua yang telah terlanjur kini.
***
Dua hari lagi aku akan berangkat ke Pekanbaru, karena masa liburku telah habis. Aku akan meninggalkan Airmolek, kota kelahiranku. Kota tempat sahabat lamaku berada. Sahabat yang sampai saat ini masih tak mau melihat ke arahku. Yang masih tak percaya pada janjiku. Ya Allah, lindungilah aku dari perbuatan-perbuatan nista itu.
Aku berjalan dengan mantap ke rumah itu lagi dan menemui Maya. Kutitipkan surat untuk Nadya padanya. Aku tak berani bertemu langsung dengannya. Aku masih malu padanya bahkan pada diriku sendiri. Aku hanya bisa menjanjikan padanya bahwa aku akan membuktikan kata-kataku. Aku tidak akan menjadi sama dengan mereka-mereka yang melakukan hal yang tidak benar pada sistem ini. Aku akan belajar dan berusaha menjadi guru yang jujur. Aku akan mencetak generasi-generasi yang jujur dan berkualitas. aku akan melakukan semua itu. Dan aku akan melakukan ini dengan benar. Tak lagi menghalalkan segala cara seperti dahulu. Ini kulakukan bukan hanya karena dia, tapi juga untukku, untuk negeri Melayu ini dan bangsa ini.
Gerimis turun lagi senja ini. Namun kali ini pikiranku tak lagi kusut. Meski tak tahu apa Nadya akan berbalik mendukungku tapi aku telah memantapkan hatiku. Aku akan berubah. Aku akan buktikan. Saatnya memulai dari sekarang daripada tidak sama sekali. Karena tak pernah ada kata terlambat untuk perubahan yang lebih baik.
*SELESAI*
Monday, January 2, 2012
Lirik Lagu 2PM "Hanarete Itemo" (If We Are Apart)
離れていても
Hanarete Itemo
Even If We Are Apart
By 2PM
ふと君を想うよ あの澄んで光る瞳を
Futo kimi wo omouyo ano sunde hikaru hitomi wo
When I suddenly think of you and those clear and bright eyes
宙 に浮かんだ 三日月に重ねてる
Sora ni ukanda mikazuki ni kasaneteru
They suddenly appear up in sky floating above the crescent moon
できるのなら 眠りに落ちる
Dekiru no nara nemuri ni ochiru
If it‘s possible as I fall asleep
その部屋の窓から 夢にまぎれて そっと 恋しさを届けたい
Sono heya no mado kara yume ni magirete sotto koishisa wo todoketai
And drift into a dream I wish I could send my longing through that room’s window
そう こんなにも 君を想い続けてるのに
Sou konnanimo kimi wo omoi tsuzuketeru noni
So just like that as I keep on thinking of you
こみあげるほどの気持ちに たぶんまだ君は気づいてない
Komiageru hodo no kimochi ni tabun mada kimi wa kizuitenai
You‘re probably still not aware of this feeling that is welling up
離 れても 君の影はぼくが いとしさで描いていると 忘れないで
Hanaretemo kimino kage wa boku ga itoshisade kaite iru to wasurenaide
Even if I‘m away, don‘t forget that I paint your shadow in strokes of dear longing
ぼ くはいつでもそばにいるよ
Boku wa itsudemo sobani iruyo
I‘m always by your side
あ・い・た・い、というせ・つ・な・い、言葉 を いまそよ風が運んでくれた気がするよ
Ai-i-ta-i, to iu se-tsu-na-i, kotoba wo ima soyokaze ga hakonde kureta ki ga suruyo
Miss you… sorrow… such words come to mind as I’m drowning in the mood carried over by a light breeze
もう 懐かしい 君のあの香りの記憶を 少しずつ 少しずつ いま この胸に深く吸い込んでく
Mou natsukashii kimi no ano kaori no kioku wo sukoshi zutsu sukoshi zutsu ima kono mune ni fufaku suikondeku
Feeling nostalgic again and now little by little I inhale deeply into this chest the memory of your scent
気がつけば 世界中が君で 埋め尽くされているんだよ あふれるこの想いを 止められないんだ
Ki ga tsukeba sekaichuu ga kimi de umetsuku sarete irundayo afureru kono omoi wo tomerarenainda
And when you realize it, the whole world is filled with you and I cannot stop this overflowing feeling
も う暗闇を怖がらないで
Mou kurayami wo kowagaranaide
Don’t be afraid of the dark anymore
瞳を閉じたなら
Hitomi wo tojitanara
Because as long as you close your eyes
輝く月のように 必ずぼくが見つめているから
Kagayaku tsuki no you ni kanarazu boku ga mitsumete iru kara
There will definitely be me watching over you like a bright moon
そう 離れても
Sou hanaretemo
So even if we are apart
その心の空で 照らし続けてるから
Sono kokoro no sora de terashi tsuzuketeru kara
Because you keep on illuminating the sky of my heart
忘れないで
Wasurenaide
Don’t forget
ぼくはいつでもそばにいるよ
Boku wa itsudemo sobani iru yo
I am always by your side
*maknanya dalam banget Junsu-oppa >_<
Subscribe to:
Posts (Atom)
My Featured Post
Si unik Kapur Barus
Sejarah Kapur Barus Kapur Barus sudah bukan lagi barang aneh dalam kehidupan kita. Hal ini selain karena pemanfaatannya juga dikarenaka...
-
Kali ini saya akan membagikan pengalaman yang baru saja saya alami pagi ini. Mungkin sudah banyak rekan-rekan disini yang menget...
-
Baiklah, kali ini aku akan membagikan sedikit pengetahuanku mengenai Kromatografi Gas. Materi ini aku pelajari pada saat mengikuti mata...
-
Pertama kali dengar lagu ini, yang terlintas di benakku saat itu adalah uda. Lagu ini ngegambarin banget perjalanan cinta kami, bagaimana ak...