Monday, January 14, 2013

Indonesia-ku, Dusun Badat

Tadi sore pas lagi nunggu abang galon aku nonton acara penuh inspiratif gitu di Trans 7, judulnya nama program acaranya "INDONESIAKU", ceritanya tentang dusun terisolir gitu, namanya dusun Badat, di Kalimantan.
Aku nontonnya udah kelewat gitu, jadi cuma lihat tentang perjalanan sang host selama 10 jam melewati sungai (lupa namanya) menuju dusun Badat tersebut. Sang host bersama para awak perahu harus menempuh perjalanan panjang dan sulit, karena harus melewati riam-riam yang penuh batu, sehingga harus beberapa kali turun ke sungai untuk mengangkat perahu. Bahkan sempat menurunkan barang-barang berat agar perahunya lebih ringan di angkat. Betul-betul penuh perjuangan cuma untuk mencapai dusun tersebut.

Sesampainya disana, apa yang terlihat jauh lebih ironis. Aku mengerti kenapa desa tersebut memprihatinkan, jauh dari perhatian pemerintah, karena daerahnya yang sulit untuk dicapai. Tapi kalau difikir-fikir lagi seharusnya pemerintah memikirkan solusi untuk masalah-masalah pada daerah terisolir seperti contohnya Dusun Badat ini.

Dari Host diketahui bahwa ada dua dusun disini, Dusun Badat Lama dan Dusun Badat Baru. Jarak dari satu dusun ke dusun lainnya sangat jauh. Kedua dusun ini terletak di perbatasan negara Indonesia dan negara Malaysia. Ironisnya, masyarakat disini lebih memilih menggunakan uang ringgit daripada rupiah. Hal ini dikarenakan untuk berbelanja (seperti gula, beras, dll) lebih mudah mencapai malaysia daripada ke desa yang harus menempuh 10 jam perjalanan seperti yang dialami host tadi. Selain lebih mudah, biaya juga lebih murah.

Namun, meskipun lebih mengenal negara malaysia daripada negara sendiri, dusun ini tetap mencintai negaranya yaitu Indonesia. Hal ini terlihat jelas dengan terpasangnya bendera merah putih hampir di setiap rumah warga. Padahal kalau aku melihat di daerahku sendiri yang sudah bisa dikatakan maju, bendera merah putih baru akan menghiasi rumah-rumah hanya ketika akan merayakan Hari Kemerdekaan. Begitu tingginya rasa nasionalis mereka disaat perhatian pemerintah bahkan uluran bantuan dari kita sangat jarang mereka dapatkan.

Yang lebih menyedihkannya lagi nih, disaat ditayangkan ibu-ibu, anak-anak, bahkan ada nenek-nenek yang menjadikan dirinya kuli angkut pasir dan material lain untuk pembangunan sekolah dasar di dusun Badat Lama. Hal ini dikarenakan sekolah dasar untuk kedua dusun tersebut hanya ada di dusun Badat Baru yang letaknya sangat jauh. Itupun sangat minim guru. Satu orang guru bisa mengajar dua kelas pada saat yang bersamaan. Hanya demi pendidikan anak-anaknya, mereka rela mengangkut pasir berkilo-kilogram beratnya meski hanya dibayar Rp 3000/bakul pasir. Sungguh berartinya pendidikan bagi mereka sehingga harus berjuang demikian beratnya, disaat masih banyak anak-anak di kota yang malas-malasan belajar di sekolah padahal sudah dengan fasilitas lengkap.

Ada lagi yang membuatku bertambah pilu. Di kedua dusun ini telah dibangun tempat pelayanan kesehatan sejak tahun 2010. Ironisnya, sampai saat ini belum ada satupun tenaga medis yang datang mengabdi ke daerah ini. Sehingga bangunan ini hanya berdiri sia-sia. Sehingga masyarakat ini masih mengandalkan tabib-tabib atau dukun-dukun kampung untuk berobat dengan obat-obatan alami seadanya. Ah, andai saja pemerintah dapat mengatasi masalah transportasi menuju dusun itu, pasti lebih mudah untuk mendatangkan berbagai bantuan baik materil maupun tenaga medis/pengajar.

Meski cuma lima belas menitan aku nonton ni acara, tapi itu cukup untuk membuat aku menangis tersedu-sedu. Banyak hikmah yang kudapatkan dari masyakat dusun Badat ini. Tentang rasa Syukur, rasa Sabar dan Keikhlasan. Aku cuma bisa berdoa semoga permasalah daerah-daerah terisolir ini cepat teratasi. Karena sekali lagi kutekankan, meski perhatian negara sampai saat ini belum sampai kepada mereka, mereka masih tetap mencintai negara ini, ini artinya mereka masih menaruh harapan pada negara ini.

^_^

No comments:

Post a Comment

My Featured Post

Si unik Kapur Barus

Sejarah Kapur Barus Kapur Barus sudah bukan lagi barang aneh dalam kehidupan kita. Hal ini selain karena pemanfaatannya juga dikarenaka...